Mohon tunggu...
Ozy V. Alandika
Ozy V. Alandika Mohon Tunggu... Guru - Guru, Blogger

Seorang Guru. Ingin menebar kebaikan kepada seluruh alam. Singgah ke: Gurupenyemangat.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Meninggal

11 April 2021   20:05 Diperbarui: 11 April 2021   20:20 394
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi meninggal. Gambar oleh Lorraine Cormier dari Pixabay 

Buah di pohon. Tidak menunggu matang, lalu busuk. Tidak menunggu berbiji, lalu jatuh. Tidak menunggu bertunas, lalu layu. Meninggal.

Pohonnya menghasilkan buah. Tidak menunggu tinggi, lalu tumbang. Tidak menunggu ranting lalu ditebang. Tidak menunggu hujan, pucuk mati. Meninggal.

Umur kita. Belum menunggu remaja, lalu sakit. Belum menuju dewasa, lalu lemah. Tidak sampai renta, lalu dijemput. Meninggal.

Amal kita. Tidak menunggu banyak, lalu dipanggil. Tidak menunggu taubat, lalu ditutup. Kita yang gelap, kita yang terang. Sesalnya bukan kepalang.

Tidak ada buah yang maju jatuh sebelum matang. Tidak ada pohon yang mau tumbang sebelum menjulang. Tidak ada yang tahu kapan roh ini berpamitan dengan tulang.

Meninggal, lalu meninggalkan. Atau meninggal, lalu ditinggalkan. Jangan terlampau banyak lalu, karena kemudian juga meninggal.

Curup, 11 April 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun