Coba saja kamu bayangkan kisah masa lalumu. Keluyuran sana-sini, janjian di malam Kamis serta malam Minggu, terus sang pacar ngambek di tengah kebersamaan.
Gara-gara ngambek, maka butuh waktu lama buat mengembalikan mood pacar, kan? Bisa jadi tidak bakal cukup waktu 3 hari untuk kembali ber-chatting mesra.
Sudah dibelikan tiket nonton Doraemon Stand by Me 2, sudah beli es lolipop, eh, kata damai belum juga direngkuh. Kan rugi, coba kemarin investasi emas saja! Hahaha
Jikalau pacarannya setelah menikah ya asyik. Meski pendamping ngambek, dibelai rambutnya sekali-dua kali toh langsung jatuh hati dan klepek-klepek lagi. Tetapi jika masih pacaran? Ya, jangan dibelai-belai donk! Gakboleh lho! Hohoho
Daripada pacaran, mendingan waktu tadi dipakai guna menggeluti hobi. Berolahraga misalnya, kan lebih sehat raga serta rohani kita. Hati pula demikian, toh hati yang sehat bakal menghadirkan perasaan cinta yang bertumpah ruah.
2. Pacaran Terkadang Penuh dengan Janji Imitasi
Emas imitasi, bisa jadi dapat ditukar ke toko logam mulia demi beli lagi yang asli. Tetapi jika perasaannya yang imitasi, mau ditukar ke toko mana? Apakah sudah didirikan toko yang sanggup mengetahui keaslian perasaan serta ungkapan janji?
Ada! Tapi cuma satu, yaitu janji calon kepala keluarga di depan penghulu sewaktu akad nikah. Uhh, so sweed banget. Eh, so sweet! Nah, yang jadi persoalan, apakah si pacar berani demikian? Bisa jadi ada yang berani, tetapi boong. Cuiit....Cuiit...Hahaha
Jadi untuk apa pacaran jikalau sang pacar sanggupnya cuma menuangkan janji-janji imitasi berbentuk ungkapan gombalan yang diragukan kredibilitas kadar cintanya. Jangan-jangan gombalan tersebut segera basi seiring dengan didapatkannya pacar baru?
Ya, namanya pula cinta monyet, sedikit bahagianya, banyak gombalnya, serta banyak pula kepalsuannya. Eh, kok aku berasa pengalaman banget, ya!
3. Pacaran Itu Mengacaukan Rutinitasmu
Yang tidak bisa terhindarkan dari aktivitas pacaran yaitu amburadulnya rutinitas saban hari. Ya, orientasi atas kepentingan individu dapat berubah prioritasnya gara-gara kangen pacar. Terlebih bila pacarnya selalu menuntut ingin diperhatikan lebih. Chat harus dibalas cepat-cepat, enggak boleh conteng gelap harus biru, de..el..el. Kan repot!
Sangat tidak asyik bila kita yang tadinya baik, giat, gesit, serta sanggup memanajemen waktu dengan rutinitas kebaikan sekarang terpaksa dikacaukan oleh aktivitas pacaran.