Bisa jadi, kan. Siapa coba Solo Player yang tidak bahagia jika niat baiknya sudah direstui oleh orangtua dan calon mertua. Ia pasti akan berusaha semaksimal mungkin untuk menjaga kesehatan, keharmonisan hubungan, hingga kesiapan menanti pernikahan.
Meskipun belum akad, paling tidak mereka sudah punya bayangan dan kejelasan untuk ganti status. Dari Solo Player menjadi Menikah. Duhh, indahnya. Beruntunglah bagi Solo Player yang bahagia seperti ini. Jalan mereka untuk menjemput takdir sudah menemui kejelasan.
Kedua, Sedih
Saat ditanyai kapan nikah, ada Solo Player yang bahagia, ada pula Solo Player yang sedih. Mengapa sedih? Sepertinya banyak permasalahan yang melingkupi para Solo Player sehingga menghambat mereka untuk menggapai akad.
Permasalahan ini macam-macam. Mulai dari kesusahan mendapat restu, kekurangan dana alias finansial, hingga kenyataan tentang umur yang semakin menua. Memang benar bahwasannya umur menikah itu tidak ada bilangannya. Tapi, adakalanya Solo Player begitu tertekan, bukan?
Saat Solo Player melihat sahabat-sahabatnya melakukan ijab kabul, saat melihat adik-adik mereka duluan duduk di pelaminan, atau bahkan saat Solo Player kondangan sendirian. Momen-momen itu rasanya cukup menyedihkan. Apalagi di bulan Syawal alias musim kawin!
Keadaannya bisa saja semakin berat andai Solo Player tidak bijak dalam menata hati. Bayangkan saja bila ada mantan terindah yang tiba-tiba saja mengundang ke rumah Solo Player. Jika tak kuat hati, bisa-bisa Solo Player menangis 40 hari 40 malam. Waduh!
Tapi, agaknya kesedihan yang seperti ini sudah semestinya jangan diratapi terlalu lama. Semua akan indah pada waktunya, dan waktu itu akan menjawab takdirnya. Bersabarlah.
Ketiga, Takut
Memang ada ya, Solo Player yang takut saat ditanyai kapan nikah? Tentu saja ada. Alasannya bisa jadi sepele, dan bisa jadi pula sangat krusial. Misalnya saat Solo Player mendengar ada informasi bahwa biaya nikah tahun 2020 sudah tembus 300 juta. Takut, kan? Tentu saja.
Dari mana Solo Player bisa mendapat modal yang sebesar itu sedangkan tiap-tiap dari mereka masih kesusahan untuk mendapatkan kerja tetap.