Tetapi, setelah sekian bulan aku mengajar, ada-ada saja masalah krusial yang mengakibatkan "rasa cinta" spidolku terhadap papan tulis kian sirna.
Mulai dari spidol baru yang hilang, ada spidol tapi tidak ada tinta, spidol dipinjam rekan guru lalu tidak tahu entah ke mana rimbanya, hingga ada spidol tapi penghapusnya harus minta kertas dari siswa, masing-masing darinya cukup mengesalkan.
Bahkan tidak tanggung-tanggung, ada pula guru yang memanaskan suasana dengan ngomelin Bendahara BOS gegara tak menyediakan anggaran tambahan untuk spidol hilang. Eh
Maka dari itulah, lambat laun kisah spidol dan papan tulis di sekolah mulai terguncang Long Distance Relationship alias LDR layaknya dunia percintaan.
Tambah lagi di tahun 2020 kemarin kepala sekolah telah menghadiahkan kami 2 unit LCD proyekor. Aku makin senang, deh. Jari-jariku tidak lagi bersimbah tinta.
Tren Pendidikan 2021: Maaf Ya Spidol, Papan Tulis di Sekolah Ingin "LDR" Saja
Sekali kali, barangkali tren pendidikan 2021 sudah tergambar berkat digelarnya PJJ. Banyak sekolah sudah terbiasa menjalankan sistem daring, bahkan baru-baru ini sistem pembelajaran blended learning mulai membahana.
Ya, blended learning alias perpaduan antara daring dan tatap muka secara teori dapat merengkuh keefektifan belajar secara lebih baik lagi. Untuk implementasinya? Kembali bergantung pada kreasi dan inovasi guru dalam meracik teknik mengajar.
Nah, dari sini saja sudah tergambar bahwa di sepanjang tahun 2021 nanti, papan tulis di sekolah tidak akan terlalu dekat dengan spidol. Jangankan sekolah dengan dukungan WiFi yang super kencang, sekolahku saja mulai mencoba LDR-an dengan spidol.
Dan benar saja, Perusahaan keamanan siber asal Rusia, Kaspersky baru-baru ini ikut memprediksi bahwa pembelajaran lewat TikTok dan fitur gim akan menjadi tren pendidikan tahun 2021.
TikTok, ya? Aku pikir juga begitu. Pada bulan-bulan terakhir tahun 2020 hinggalah hari ini, eksistensi TikTok di dunia maya semakin menggelora.