Mohon tunggu...
Ozy V. Alandika
Ozy V. Alandika Mohon Tunggu... Guru - Guru, Blogger

Seorang Guru. Ingin menebar kebaikan kepada seluruh alam. Singgah ke: Gurupenyemangat.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Tahun 2020 Sudah Mau Habis, Saatnya Kita "Melek-melek" tentang Pendidikan

26 Desember 2020   07:33 Diperbarui: 26 Desember 2020   19:23 1178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto dirilis Rabu (16/9/2020), memperlihatkan sejumlah siswa SDN Marmoyo, mengerjakan tugas dengan berkelompok menggunakan gawai secara bergantian di rumah warga Desa Marmoyo, Kecamatan Kabuh, Kabupaten Jombang. Pembelajaran secara daring selama pandemi Covid-19 ini memunculkan masalah tersendiri bagi anak-anak yang tinggal di wilayah pelosok Jombang yang tidak bisa mengakses jaringan internet.(ANTARA FOTO/SYAIFUL ARIF)

Saatnya kita
Saatnya kita "melek-melek" pendidikan. Foto Diolah dari Gerd Altmann/iXimus dari Pixabay

Melek Literasi Plus Literasi Digital

Literasi anak bangsa bahkan masyarakat Indonesia secara umumnya masih dianggap rendah, kan? Lagi-lagi skor PISA bisa jadi patokan, patokan bahwa ketercapaian anak-anak muda generasi bangsa masih berada di bawah rata-rata skor negara peserta (OECD).

Lebih dari itu, di bidang literasi digital pun sama. Tidak yang teruna, tidak yang dewasa, aktivitas melek literasi digital juga masih cukup mengkhawatirkan. Buktinya?

Partisipasi netizen di berbagai media sosial barangkali bisa menjadi bukti, bukti bahwa eksistensi media digital kekinian tidak dibarengi dengan peningkatan literasi sekaligus etika berdigitalisasi.

Ilustrasi Medsos. Gambar oleh Photo Mix dari Pixabay
Ilustrasi Medsos. Gambar oleh Photo Mix dari Pixabay

Lihat saja sebagian besar komentar di kolom Facebook maupun Twitter tentang sebuah gagasan alias opini. Tidak "pandang bulu" lagi komentarnya, alias tidak pakai baca isi.

Bagi para penulis alias pencetus gagasan, hal ini mungkin bisa dibilang keterlaluan banget, ya. Bagaimana tidak, kecenderungan para pembaca sekarang saja sudah bergaya F-shaped pattern, apalagi kalau ditambah dengan aktivitas malas berliterasi. Sungguh kabar yang buruk.

Alhasil, gaungan dan gerakan literasi plus literasi digital sejatinya tak boleh padam.

Biar bagaimana pun, membaca adalah kunci bagi semua pelaku pendidikan untuk memahami sebuah fenomena. Bahkan, membaca juga merupakan fondasi utama bagi seseorang agar dapat berkomentar secara bijaksana.

Melek Orientasi Pembelajaran

Hari demi hari telah berlalu, begitu pula dengan silih bergantinya kurikulum. Rasanya, perlahan kita semua mulai menyadari bahwa nilai dari ranah kognitif sudah tak terlalu penting lagi. Maksudku, tak selalu menjadi rujukan lagi, baik di dunia pendidikan maupun pekerjaan.

Nilai kognitif hari ini sangat mudah dicari, juga sangat mudah untuk diberi. Beda dengan life skills dan soft skills. Keduanya perlu diasah melalui kebiasaan, sedangkan kebiasaan yang dimaksud juga perlu berangkat dari perubahan orientasi pembelajaran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun