Hari ini (02/12/2020) adalah pelaksanaan kegiatan Penilaian Akhir Semester (PAS) yang terakhir di SD kami. Kegiatannya sendiri sudah dimulai dari 30 November kemarin, dan digelar secara tatap muka dengan protokol kesehatan yang ketat.
Sekolah kami sengaja menggelar PAS secara tatap muka karena memang tidak ada opsi lain yang bisa dipilih. Di desa, posisi SD kami agak sedikit masuk gang dengan dataran yang lebih rendah daripada jalan raya dan berbatasan langsung dengan jurang.
Menurut para guru senior, posisi inilah yang menyebabkan lingkungan sekolah tidak terjamah oleh sinyal internet, bahkan dengan provider apapun.
Sedangkan kalau kami sejenak mencoba untuk menanti sinyal di jalan raya, kadang-kadang sinyal internet akan rela bertamu, walaupun hanya sebatas angin lewat. Ya, cukuplah untuk sekadar membalas pesan Whatsapp yang penting, asalkan tidak berbentuk foto maupun dokumen.
Kebetulan pula jumlah siswa di SD kami keseluruhannya cukup banyak. Lebih kurang, ada 50 siswa dari kelas I sampai kelas VI. Eh, sedikit, ya. Hehehe
Karena jumlah yang sedikit inilah, akhirnya opsi PAS tatap muka bisa kami gelar. Ada sih, opsi lain, yaitu meminta orangtua untuk menjemput soal ujian kemudian meminta siswa supaya mengerjakannya di rumah. Tapi....
Ah, sudah ada pengalaman bahwa beberapa orangtualah yang mengerjakan tugas anak-anaknya. Alhasil, kami para guru khawatir bila nanti nilai PAS siswa dapat 100 semua.
Sebenarnya nilai sempurna bukanlah perihal mustahil, sih. Tapi kalau siswa se-SD yang dapat 100, kan hebat sekali guru-gurunya. Aamiin.
Di era Merdeka Belajar seperti saat sekarang ini sebenarnya orientasi nilai sudah berubah. Barangkali kita semua sudah mulai sadar akan hal tersebut. Jadi, salah satu hal yang kami inginkan ketika menggelar PAS secara tatap muka adalah meningkatkan derajat kejujuran siswa.
Tapi ternyata, ketika PAS dilaksanakan dengan aturan protokol kesehatan yang ketat, kami para guru malah mendapatkan sesuatu yang lebih. Ibaratkan membeli mangga sekilo, sang penjual mangga malah memberi bonus 2-3 biji mangga, di luar yang pembeli harapkan.