Mohon tunggu...
Ozy V. Alandika
Ozy V. Alandika Mohon Tunggu... Guru - Guru, Blogger

Seorang Guru. Ingin menebar kebaikan kepada seluruh alam. Singgah ke: Gurupenyemangat.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pentingnya Apersepsi dalam Menjemput "Roh Belajar" Siswa yang Tertinggal

2 Oktober 2020   12:02 Diperbarui: 2 Oktober 2020   12:10 452
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pentingnya apersepsi dalam memulai kegiatan belajar. Foto oleh jcomp dari freepik

Bahkan, sehebat apapun seorang siswa, tentu saja mereka mudah mengalami kebosanan dalam belajar, kan? Apalagi belajarnya sistem daring dalam suasana pandemi. Perbedaan sistem belajar antara tatap muka versus virtual ibarat cuaca mendung dengan gerimis.

Kalau suasana di suatu hari masih mendung, warga belum tentu mau buru-buru mengangkat jemuran pakaian maupun kopi basah di halaman.

Beda dengan keadaan hari yang sudah gerimis, siapapun yang punya jemuran di halaman dekat rumah pasti grasak-grusuk ingin mengangkatnya sebelum kebasahan.

Sistem pembelajaran juga begitu. Selama pembelajaran masih berlangsung dengan sistem tatap muka, seorang guru tidak terlalu ngebet untuk memastikan roh alias konsentrasi belajar siswa 100 persen berada di kelas.

Toh, guru hanya perlu melakukan pendekatan individual ataupun mengatur intonasi suaranya agar roh belajar siswa kembali ke pangkuan kelas. Selain itu, pandangan siswa juga relatif luas. Tidak sekadar tatap-tatapan dengan guru maupun papan tulis, siswa juga bisa menatap suasana kelas.

Nah, kalau sistem pembelajarannya daring, bagaimana? Rasanya sang siswa akan lebih mudah bosan. Terang saja, tatapan mereka hanya terbatas pada satu layar microsoft teams, google meet, zoom cloud meeting, hingga kelas sederhana seperti GCR.

Bayangkan saja bila sinyal internet hari itu terombang-ambing tertiup angin. Siswa malah jadi makin bosan ketika tulisan di layar handphone maupun laptopnya hanya "loading" semata. Kalau sudah seperti ini, otomatis roh belajar siswa semakin merajalela, kan?

Di sinilah pentingnya peran guru dalam menghadirkan apersepsi. Apersepsi dilakukan agar roh belajar siswa tidak pergi terlalu jauh meninggalkan suasana pembelajaran. Atau, setidaknya, roh siswa yang tertinggal di rumah bisa ikut terbawa ke dalam proses belajar.

Lalu, apersepsi itu sebenarnya apa sih?

Menilik dari KBBI, apersepsi adalah pengamatan secara sadar (penghayatan) tentang segala sesuatu dalam jiwanya (dirinya) sendiri yangg menjadi dasar perbandingan serta landasan untuk menerima ide baru.

Ketika kita arahkan pengertian ini ke dalam pembelajaran, maka apersepsi yang dimaksud adalah kegiatan yang dilakukan di awal proses pembelajaran di mana ada penyampaian tujuan, kesan, pengalaman, penghayatan, pentingnya materi ajar, hingga motivasi jelang pembelajaran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun