"Pisang? Ah, gampang! Tinggal otewe ke pasar tradisional, kemudian beli 1-2 sisir pisang yang mengkal, dibungkus, bawa pulang, lalu digoreng."
Begitulah kebiasaan banyak orang ketika kita mau berkisah tentang pisang. Buah lokal yang sejatinya memiliki "jantung" dan pantang mati sebelum berbuah ini sangat disukai oleh masyarakat di seluruh dunia dengan beragam lapisan umur.
Ada sebagian orang yang suka makan pisang matang langsung dari tandannya, ada yang seleranya digoreng terlebih dahulu, bahkan ada pula yang harus berkeringat demi mengolah pisang menjadi godok-godok, keripik dan lapek.
Apa pun jenis pisangnya, bagaimanapun cara mengolahnya, mayoritas penduduk bumi suka makan pisang. Kamu juga suka pisang, kan? Atau malah suka sama aku? Upps
Tapi, tidak lengkap rasanya jika kita hanya bercerita tentang kenikmatan makan pisang. Buah yang disebut-sebut memiliki nilai energi sekitar 136 kalori untuk setiap 100 gram-nya ini juga cocok dijadikan bisnis sampingan.
Memang, barangkali masih jarang kita temui budidaya pisang secara intensif dan besar-besaran. Tapi, justru karena kejarangan inilah pisang malah cocok untuk dijadikan usaha alias bisnis sampingan.
Buah yang memiliki batang tak berkayu ini bisa kita tanam di pekarangan samping rumah, di tepi sungai, hingga di tepi lahan yang bertebing. Terkadang, tidak perlu harus ditanam betul secara serius karena sejatinya pohon pisang cenderung bisa tumbuh secara mandiri.
Kebetulan keluarga saya juga menanam cukup banyak pohon pisang. Sebenarnya penghasilan utama kami adalah gula aren dan kopi. Tapi, demi memanfaatkan lahan samping rumah yang cukup luas dan menebing, kami pun menanam banyak pohon pisang secara berkelompok.
Saya sempat menghitung, setidaknya ada lebih dari 20 kelompok/gerombol pisang yang tumbuh di sekitar rumah kami. Jenis pisangnya pun beragam. Ada pisang 40 hari, pisang emas/mas, pisang jantan, pisang tanduk, dan pisang kepok.
Dari beragam jenis pisang yang kami tanam ini, ternyata beberapa kali di waktu sempit, keuntungan yang didapat darinya cukup terasa baik dari sisi kacamata bisnis maupun untuk mengenyangkan perut.
Pisang mas dan pisang 40 hari misalnya. Kedua jenis pisang ini tidak cocok untuk digoreng maupun direbus sehingga kami lebih memilih untuk mengonsumsinya secara langsung ketika pisang itu benar-benar matang.