Separuh hati datang dari semesta lain. Hanya separuh saja. Membelah sebagian tata surya yang bersemayam di angkasa kalbu.
Separuh perasaan entah. Sesuatu yang entah apa itu.
Susah ditebak. Bagaikan cicak yang bergelantungan di dinding penuh cat lalu kemudian terjatuh. Separuh hati kebasahan. Tersungkur lemas oleh jaring laba-laba di sudut pilu.
Sesuatu yang entah apa itu. Sedetik ia bercerita tentang cerah atau mendung. Mau cerah tapi tak kunjung akad. Mau mendung tapi orang lain sudah ijab.
"Aku tak mencintai!" Begitu teriaknya kepada angkasa yang hari ini sudah beruap rindu.
Separuh hati mencangkul kembali sejumput tanah liat di kuburan penyendiri. Lagi-lagi ia temukan sesuatu. Bentuknya seperti cincin separuh. Entahlah. Sesuatu yang entah apa itu.
Curup, 13 Agustus 2020.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H