Sistem Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) bermasalah, itu benar. Bukan sekadar omongan belaka, bukan pula sekadar persepsi. Pemerintah melalui Mas Nadiem sudah menawarkan berbagai solusi. Namun, hingga saat ini jawaban atas solusi dianggap belum cukup cerah.
Dari mulai sistem pembelajaran daring, TVRI, RRI, hingga lembar kerja semuanya punya masalah dan masalah ini mengarah pada satu titik temu, yaitu kebosanan anak-anak. Mereka merasa jenuh jika harus belajar dari rumah ditemani orangtuanya.
Ada ketidaknyamanan saat orangtua berperan sebagai guru. barangkali orangtua itu tidak sabar, kurang fokus, terlalu sibuk memanajemen urusan makan dan pendidikan, atau malah terlalu ketat dalam pengawasan. Lagi-lagi kita ulang kembali, bahwa permasalahan ini belum selesai.
Dan, di saat persoalan PJJ masih berkutat dengan topik bahasan yang "itu-itu" saja, dirilislah pernyataan pemerintah yang cukup meresahkan publik Indonesia.
Adalah pernyataan dari Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Doni Monardo yang menyebutkan bahwa pemerintah akan memberi izin penyelenggaraan sekolah tatap muka di luar zona hijau Covid-19.
Tambah Doni, pemberian izin ini akan segera diumumkan oleh Mas Nadiem bersama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
"Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah melakukan langkah-langkah. Dan mungkin tidak lama lagi akan diumumkan daerah-daerah yang selain zona hijau itu juga akan diberikan kesempatan melakukan kegiatan belajar tatap muka," kata Doni dalam jumpa pers seusai rapat dengan Presiden Jokowi, Senin (27/7/2020).
Dari sini, andai sekolah-sekolah di luar zona hijau dibuka, maka sudah bisa kita tebak bahwasannya protokol kesehatan yang diterapkan akan sangat ketat. Durasi belajar akan dibatasi, dan jumlah siswa dalam satu kelas juga akan dibatasi.
Rasanya, orangtua dan pihak sekolah akan resah atas pemberitaan ini. Secara, kemarin saja, pembukaan sekolah di zona hijau harus bersyaratkan izin orangtua, ditambah persyaratan ketersediaan fasilitas kesehatan yang lumayan "wah."
Meski demikian, apa yang telah disampaikan oleh Doni bukanlah tanpa dasar. Selain karena kesulitan yang menimpa sistem PJJ, hasil survei dari Cyrus Network (27/07/2020) juga menyatakan bahwa mayoritas responden setuju bila nanti sekolah-sekolah akan dibuka kembali.
Total 80 persen responden sangat setuju dan setuju sekolah baik TK, SD, SMP, maupun SMA
Rinciannya, ada 54,1 persen responden sangat setuju. Kemudian 26,1 persen setuju, 14,8 persen tidak setuju, dan 5,0 persen sangat tidak setuju. Dari sini, didapatlah skor rata-rata untuk pertanyaan sebesar 7,44.
Karena ramai responden yang setuju, maka bukan tidak mungkin Mas Nadiem dan Kemendikbud akan meresponnya secara positif. Terang saja, PJJ yang sudah berjalan sementara ini belum mampu menjawab kesulitan-kesulitan layanan pendidikan di lapangan.
Tantangannya cukup rumit karena anak-anak harus berhadapan dengan kesenjangan pendidikan dari sisi fasilitas dan sinyal. Sangat rumit malahan. Kesenjangan ini tidak hanya tentang satu topik, melainkan juga tentang topik lintas kementerian.
Koordinasi, komunikasi, serta sinergilah yang akan menjawab kesenjangan ini.