Mohon tunggu...
Ozy V. Alandika
Ozy V. Alandika Mohon Tunggu... Guru - Guru, Blogger

Seorang Guru. Ingin menebar kebaikan kepada seluruh alam. Singgah ke: Gurupenyemangat.com

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Mengapa Jatuhnya Batu-batu Langit Sering Dikaitkan dengan Fenomena Ad-Dhukan?

26 Juli 2020   18:05 Diperbarui: 26 Juli 2020   18:08 333
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar oleh code404 dari Pixabay

Memang benar bahwasannya fenomena hujan meteor yang akhir-akhir ini terjadi sudah dianggap "aman" oleh pakar astronomi. Tapi, seiring dengan semakin menuanya bumi ini, rasanya kita perlu berkaca pada peristiwa besar masa lalu.

Sejenak, marilah kita mundur ke hari Jumat, 15 Februari 2013 pukul 09.20 waktu Chelyabinks, Siberia, Rusia.

Saat itu ada peristiwa jatuhnya meteor yang dijuluki Chelyabinsk meteor, meledak di ketinggian 19-24 KM langit bumi dan mengeluarkan energi ledakan sebesar 20 kali lipat bom atom Hiroshima.

Gelombang kejut dari ledakan ini diperkirakan telah memecahkan kaca seluas 100.000 Meter serta meninggalkan jejak sejauh 480 KM.

Sedihnya, batu langit yang cerahnya sesaat sempat mencapai 30 kali lipat cahaya matahari dan memiliki massa awal yang lebih berat dari Menara Eiffel ini tidak terdeteksi oleh NASA sebelum memasuki atmosfer bumi.

Akibatnya, ribuan bangunan rusak, ribuan orang cedera, dan terbentuklah kawah besar dari sisa pembakaran meteor di udara.

Jadi, bisa dibayangkan, ini hanyalah satu meteor saja. Sedangkan di angkasa terdapat begitu banyak meteor yang bebas berkeliling dan melayang. Sebagian kecil dari meteor, itulah yang selama ini orang-orang nikmati kehadirannya berupa pemandangan hujan meteor beragam nama.

Dan, yang kita sering dengar tiap tahun adalah, beberapa kali para pakar astronomi memprediksi bahwa akan ada serpihan langit yang bertabrakan dengan bumi. Ukurannya bahkan ratusan meter, yang memungkinkan bahwa batu langit tersebut tetap mampu menerobos bumi.

Jadi, karena sudah ada prediksi, berarti tetap ada peluang jatuhnya batu-batu langit, kan? Ya, inilah salah satu alasan ilmiah mengapa jatuhnya batu-batu langit sering dihubungkan dengan peristiwa Ad-Dhukan.

Meski demikian, lagi-lagi yang perlu ditekankan adalah, manusia tidak memiliki cukup ilmu untuk memprediksi urusan Tuhan. Tanda-tanda dan isyarat, mungkin bisa kita baca melalui takwil dan sains. Tapi untuk tanggal peristiwa, itu urusan Tuhan.

Terpenting, mumpung nyawa ini masih dikandung badan dan belum sampai ke tenggorokan, marilah kita memeriksa diri sekaligus bertaubat kepada-Nya. Bahwa, seperti apapun bentuknya nanti, kiamat memang benar-benar akan datang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun