Tepat pada hari Jumat (03/07/2020) kemarin, Kemendikbud telah meluncurkan kebijakan Merdeka Belajar episode 5 yang diberi nama Guru Penggerak secara virtual. Tujuan utamanya adalah menjadikan guru sebagai pendorong transformasi pendidikan Indonesia.
Secara, untuk menggapai cita-cita pendidikan Indonesia yang unggul negeri ini perlu meningkatkan kualitas SDM. Dan termasuklah di dalamnya, para guru sebagai tenaga pendidik.
Di era milenial seperti sekarang ini, kompetensi guru dalam menunjang kemajuan pendidikan telah menjadi sorotan utama baik oleh Kemendikbud, organisasi guru, pengamat pendidikan, bahkan juga oleh Presiden.
Penyebab hadirnya sorotan ini sejatinya sudah bisa kita tebak, yaitu berawal dari diangkatnya Mas Nadiem sebagai menteri milenial dan disusul oleh kurang efektifnya gelaran pembelajaran di tengah pandemi.
Duduknya Mas Nadiem di kursi Mendikbud pada awalnya telah menumbuhkan asa bagi negeri ini agar pendidikan kita segera mampu melompat bersama digitalisasi.
Tapi, karena salah satu penyebab utama kurang efektifnya pembelajaran di tengah pandemi tahun ini adalah gara-gara kompetensi guru yang dianggap belum memadai, maka muncullah banyak webinar yang bertujuan untuk memudahkan guru beradaptasi ke arah New Normal.
Meski begitu, kegiatan-kegiatan dadakan seperti webinar, pelatihan online dan sejenisnya ini kurang bisa dimaksimalkan. Salah satu penyebabnya adalah, adaptasi dan peningkatan kompetensi guru yang seperti ini bukanlah program jangka panjang.
Andai saja tahun ini di Indonesia tidak didatangi wabah jahat yang bernama Covid-19, maka belum tentu ada genjotan pendidikan yang diarahkan khusus untuk peningkatan kompetensi guru ke arah digitalisasi pendidikan.
Maka dari itulah, cukup menarik bila kemudian Kemendikbud bersama Mas Nadiem dan Iwan Syahril selaku Dirjen GTK mulai merancang peningkatan kompetensi guru jangka panjang, yang dalam hal ini dibalut dalam judul program "Guru Penggerak."
"Guru Penggerak sebagai pendorong transformasi pendidikan Indonesia, diharapkan dapat mendukung tumbuh kembang murid secara holistik sehingga menjadi Pelajar Pancasila, menjadi pelatih atau mentor bagi guru lainnya untuk pembelajaran yang berpusat pada murid, serta menjadi teladan dan agen transformasi bagi ekosistem pendidikan," tutur Mendikbud pada Jumat (03/07/2020).
Dari tuturan Mas Nadiem, harapan pertama yang akan dibebankan kepada para guru penggerak nantinya adalah mampu mendukung tumbuh kembang murid secara holistik sehingga menjadi pelajar yang berkarakter Pancasila.
Jika ditilik lebih lanjut, sejatinya Mas Nadiem mulai berupaya untuk mengubah mindset guru dalam mengajar. Yang tadinya teacher centered learning, sekarang akan digenjot agar menjadi student centered learning alias pembelajaran yang berfokus pada murid.