Mohon tunggu...
Ozy V. Alandika
Ozy V. Alandika Mohon Tunggu... Guru - Guru, Blogger

Seorang Guru. Ingin menebar kebaikan kepada seluruh alam. Singgah ke: Gurupenyemangat.com

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Tentang Guru Seniorku yang Sedang Belajar Pensiun

19 Juni 2020   11:04 Diperbarui: 20 Juni 2020   10:26 622
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar oleh Steve Buissinne dari Pixabay

"Ternyata, untuk menghadapi masa pensiun itu butuh belajar!"

Itulah kalimat yang berkali-kali ditegaskan oleh Pak Yaman, seorang guru Agama di SD tempat saya mengajar saat ini. Sebagai seorang pelayan publik alias PNS, beliau mengaku sudah hampir 39 tahun berpetualang mengajar di berbagai SD di kabupaten Kepahiang, Bengkulu.

Sebenarnya di awal-awal jumpa beberapa hari yang lalu saya, Pak Yaman dan beberapa guru lainnya hanya berkisah tentang kerinduan anak-anak terhadap sekolah sembari menjalani tugas piket. Maklum, ada rasa bosan karena sudah berbulan-bulan tak lagi mengisi ruang kelas.

Tapi karena keadaan sekolah pelosok begitu sepi dan hanya ada kami berempat, akhirnya cerita hangat di meja piket memasuki tema pensiun. Sebagai guru baru di sana, saya cukup tertarik untuk menyimak dan memetik hikmah dari guru senior saya ini.

Terang saja, Pak Yaman mengungkapkan bahwa tidak sampai 9 bulan lagi tugas kedinasan beliau akan selesai. Hal ini berarti, saya sebagai guru Agama muda akan melanjutkan perjuangan beliau memantapkan akhlak anak-anak SD.

Tidak terasa memang. Dulu saat pertama kali saya masuk kerja di SD pada bulan April 2019, Pak Yaman menyebut bahwa dirinya akan pensiun 2 tahun lagi. Bagi saya pribadi, waktu 2 tahun itu cukup lama. Tapi setelah dijalani? Sungguh cepat sekali berlalu.

Maka dari itulah sangat wajar bila Pak Yaman berbagi kisah tentang kegiatan pensiun yang sedang dipelajarinya. Sembilan bulan itu sangat sebentar, sedangkan masa pensiun akan berlangsung seterusnya sembari menanti ajal.

Di rumah Berasa Bosan, Terus Berkebun pun Kelelahan

Hal pertama yang diungkapkan Pak Yaman saat belajar pensiun dalam beberapa bulan belakangan ini adalah "kebosanan." Ya, beliau mengaku bosan karena akhir-akhir ini kegiatan dilalui dengan lebih sering di rumah.

Hanya ada istri yang menemani, sedangkan anak-anak sudah betah dengan kehidupan bersama keluarga baru. Tentu saja anak-anak Pak Yaman sering-sering berkunjung ke rumah, tapi, ya tidak bisa tiap hari.

Sejadinya, kegiatan Pak Yaman hanya berkisar rumah dan kebun. Di kebun, beliau punya sepetak lahan padi dan sepetak kolam ikan. Seru kedengarannya dan bisa kita tebak bahwa Pak Yaman akan memiliki banyak variasi kegiatan walau sudah pensiun. Tapi?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun