Niatnya mungkin cukup bijak dan berusaha untuk menyenangkan sang Father, sang Mother, hingga adik-adik saya di rumah dengan menyuguhkan kado lebaran berupa baju muslim dan kue-kue yang siap disajikan di ruang tamu.
Tapi karena endingnya adalah wajah redut dari ibu, saya pun mulai tersadar dan mulai menata diri agar lebih bijak dalam belanja kado lebaran.
Kalo boleh dihitung, agaknya pengeluaran saya cukup banyak. Selain beli kado lebaran secara online, saya juga menyisihkan hingga puluhan lembar uang Rp5.000-20.000 untuk membagi-bagikan THR kepada tetangga dan sanak saudara.
Tidak terasa dan terhitung betapa banyaknya pengeluaran, semua gara-gara selera yang bersatu-padu dengan nafsu yang sudah berada di luar jangkauan. Apalagi jika melihat banyak barang-barang diskon. Semakin repotlah diri ini menata mata.
Ada Saatnya Kita Bisa Menang Melawan Selera
Selera kadangkala suka menipu mata dan logika. Apalagi sudah bercampur-baur dengan nafsu yang kelewat tara, agaknya kita akan susah untuk menang melawan selera. Tambah lagi dengan pikiran sempit yang hanya berdasarkan dalil kepentingan hari ini saja. Wah, bahaya!
Beruntungnya saya pribadi segera sadar atas perbuatan belanja kado lebaran yang terlalu berlebihan itu. Takutnya, kalau terus-terusan dilanjutkan bisa jadi semakin diragukanlah kadar keikhlasan dalam berbagi.
Tapi kalau memang niatnya utuh untuk berbagi baik kepada orangtua, sanak-saudara, tetangga hingga rewards kepada para pekerja rasanya tidaklah terlalu menjadi masalah.
Pengalaman ini sekaligus bisa menjadi tameng diri untuk berperang melawan selera belanja kado lebaran via online. Terang saja, dengan kesukaan kita berselancar di dunia maya godaan terhadap barang-barang baru sebagai rekomendasi kado lebaran begitu membahana.
Tambah lagi dengan diskon harga yang terkesan "membelah kenyataan," jika terlalu menuruti nafsu dan keinginan mata, kacaulah stabilitas keuangan kita. Jangan-jangan sarang laba-laba di dompet akan semakin banyak!
Maka dari itulah ditekankan untuk masing-masing diri agar mampu mengalahkan selera. Agaknya keberadaan pandemi Covid-19 sudah sangat luar biasa dalam menata segala sistem diri, lingkungan, negara, dan dunia.