Shaun The Sheep, siapa sih yang tidak kenal dengan serial animasi televisi yang satu ini. Jangankan anak-anak, para emak di rumah pun sudah sangat familiar dengan kisah komedinya para domba yang lucu dan imut-imut ini.
Terang saja, baik bagi anak-anak maupun orang dewasa sekalipun, menonton serial Shaun The Sheep merupakan hiburan tak kalah menarik dibandingkan dengan FTV, lebih menghibur malah.
Tambah lagi dengan perilaku unik, kreatif, inovatif, serta kelucuan yang ditampilkan oleh Shaun dan teman-teman. Walaupun kisahnya tidak jauh dari dunia pertanian/peternakan dan tanpa dialog, gebrakan rasa masing-masing tokoh dalam serial begitu ngena.
Maka dari itulah meskipun episodenya sering diulang-ulang, anak-anak di rumah bahkan kita sendiri tak pernah bosan untuk menonton serial garapan Nick Park dan kawan-kawan ini. Sederhana, ringan untuk ditonton, dan mampu mengusik kesepian saat WFH.
Namun, sadarkah kita ternyata di balik kesederhanaan serial animasi komedi Shaun The Sheep, ada pelajaran besar yang sebenarnya bisa disingkap. Khususnya pada serial Shaun The Sheep Movie yang sempat rilis pada 18 Februari 2015 di Indonesia.
Ya, Shaun, Bitzer dan rombongan domba telah mengajarkan kita arti dari solidaritas alias kesetiaan tanpa batas. Hal ini tampak dari perjuangan mereka menyelamatkan The Farmer alias petani yang selama ini sudah merawat dan menjaga tanpa kenal lelah.
Padahal di kisah awal Shaun dan kawanan domba begitu bosan dengan rutinitas di rumah saja. Dengan isengnya Shaun berusaha mencari cara untuk bisa liburan, tapi sayangnya keisengan itu malah membahayakan Tuan Farmer mereka. Akhirnya, sang Farmer "hanyut" ke Big City.
The Big City, Ujian Kesetiaan yang Sesungguhnya
Tergelincirnya The Farmer ke kota besar menjadi awal mula pembuktian kesetiakawanan Shaun dan kawan-kawan. Hebatnya, pelopor utama tindakan solidaritas ini malah diambil alih oleh Bitzer selaku anjing penjaga The Farmer. Bitzer jugalah yang meminta Shaun menunggu.