"Ya Allah, kenapa aku selalu gagal jadi kiper!"
"Kita gak pernah tahu hikmah di balik kegagalan."
Begitulah sepotong percakapan indah yang dituangkan oleh Hap dengan Almarhum Uje di sebuah masjid dalam iklan provider Axis pada bulan ramadan tahun 2012.
Diawali dengan perjuangan tak kenal lelah demi menjadi kiper, Hap terus berupaya menangkap kebaikan.
Inilah salah satu iklan televisi yang begitu berkesan bagi saya di masa-masa SMA sembari menjalani bulan ramadan yang penuh dengan kemuliaan. Entah kebetulan muncul atau malah disengajakan oleh provider, momentumnya begitu pas dengan kesenangan saya di waktu itu.
Ya, di masa-masa SMA bermain sepak bola adalah hobi yang tak bisa digantikan dengan rental Playstation maupun main Point Blank di warnet.
Dulu, jarak SMA dengan rumah saya begitu dekat, kira-kira 200 meter. Bahkan, atap gedung SMA tampak dari halaman rumah.
Karena jaraknya yang dekat itulah, akhirnya saya bersama teman-teman sering bermain sepak bola di pagi, siang maupun sore hari di lapangan SMA.
Sedihnya, karena waktu itu saya tidak terlalu lincah, akhirnya teman-teman lebih mempercayakan saya untuk jadi kiper.
Padahal, bagi saya jadi kiper itu tidak enak. Bukannya bahagia bisa menangkap bola, saya malah kesal sendiri karena kedua tangan ini berasa mau patah.
Bagaimana tidak, teman-teman sering membawa bola baru yang beratnya sama dengan bola futsal. Enakan juga bola plastik!
Dan di saat itu, muncullah iklan ramadan Hap Kiper dengan tema "Tangkap Serbuan Gratisan" yang diawali dengan menceritakan masa kecil Hap.