Hore!
Terhitung, sudah 2 minggu anak-anak belajar dari rumah melalui siaran televisi. Sejak 13 April 2020 hinggalah hari ini, pemerintah telah menjalin kerjasama dengan TVRI untuk memberikan kesempatan belajar yang lebih besar kepada anak-anak yang terkendala oleh fasilitas internet.
Siaran materi pelajaran pun diatur se-sistematis mungkin. Tapi, karena channel televisi yang diajak kerjasama hanya 1, maka materi pembelajaran yang ditampilkan menurut tingkatan kelasnya begitu terbatas. Terhitung, tiap-tiap kelas hanya mendapat porsi 30 menit saja.
Kalau dibilang cukup, tentu saja tidak. Tapi, masih lebih baik daripada anak-anak tidak dapat asupan materi belajar, kan? Berarti, tidak perlu ada penilaian tentang efektif atau tidaknya pembelajaran via televisi. Keberadaanya hanya sekadar untuk membantu, bukan mengganti.
Meski demikian, ada 2 kabar yang cukup sensasional dari channel TVRI setelah 2 minggu ini menyiarkan layanan pendidikan agar siswa dapat belajar dari rumah.
Kabar pertama, sempat ada tawar-menawar dari pihak Kemendikbud kepada TVRI terkait dengan biaya anggaran penyiaran tayangan edukasi.
Pelaksana tugas Direktur Utama TVRI, Supriyono menuturkan bahwa pihaknya mengajukan penawaran awal sebesar Rp 41,7 M, namun dengan berbagai tahap negosiasi dan Kemendikbud minta diskon, akhirnya nominal kerjasama berhenti di angka Rp 9,69 M.
"Ada kesepakatan Kemendikbud dengan TVRI mulai dari 13 April sampai 17 Juni dengan anggaran tadinya Rp 13,84 miliar. Dengan adanya negosiasi yang dilakukan Kemendikbud minta diskon 30 persen sehingga jadi Rp 9,69 miliar," kata Supriyono dalam Rapat Kerja dengan Komisi X DPR melalui sambungan jarak jauh, Senin (27/04/2020).
Lumayan besar juga biaya untuk menyiarkan pendidikan, ya. Padahal, pendidikan adalah hak segala bangsa, dan semua orang berhak atas pendidikan. Tapi, di sisi lain TVRI butuh biaya operasional, kan? Tentu saja, setidaknya tidak sampai Rp 500 M seperti halnya anggaran UN.
Yang lebih sensasional adalah kabar kedua. Berkah dari tayangnya siaran edukasi di tengah pandemi Covid-19, akhirnya TVRI naik rating. Lanjut Supriyono, biasanya TVRI hanya jalan di tempat dengan duduk di ranking 13 atau 14. Tapi, kali ini mereka dapat ranking 9.
Peningkatan performa yang cukup drastis, kan? Padahal baru 2 minggu TVRI menggelar siaran layanan edukasi. Bagaimana jika tiga bulan, atau malah sampai akhir tahun? Moga-moga saja channel televisi sebelah iri dan mau ikut-ikutan menyiarkan tayangan yang lebih edukatif.
Hore! Bolehlah sejenak hadirkan ucapan selamat untuk TVRI. Secara, siaran-siaran yang baik selalu patut untuk diapresiasi. Apalagi sampai mampu mendongkrak rating sebuah channel televisi, berarti kanan-kiri cantik, kanan-kiri untung.