"Sekolah di rumah", "belajar di rumah", dan "mengajar dari rumah." Rasanya ketiga kolaborasi kalimat ini akan menjadikan "kerinduan terhadap sekolah" sebagai konklusi. Tidak guru, tidak siswa, rasa rindu itu tetap sama, bertumpuk dan segera bersiap untuk bertumpah-ruah.
Wajar saja kiranya, sebulan ini semua orang sudah berusaha untuk membetahkan diri di rumah. Semua diupayakan demi kesehatan, keselamatan dan ketaatan kepada negara maupun pemerintah. Makin cepat corona berlalu, makin cepat kita semua menikmati "kebebasan."
Kadang kita cukup kesal dengan orang yang bandel-bandel dan tidak peduli kengerian corona. Biarpun demikian, kita ambil saja sisi positifnya yaitu mungkin mereka kurang edukasi. Maka siapa saja yang dekat dengan orang yang bandel corona, maka edukasilah.
Sisi positif yang lain, mungkin mereka yang bandel-bandel ini tidak biasa menahan rindu. Karena bosan melihat jalan kesepian, rumah makan tiada orang, maka mereka sajalah yang datang. Padahal, jika rindu kan tinggal ungkapkan saja? Apa salahnya, kan?
Malam tadi, tepatnya jelang tidur saya mendapat chat ungkapan kerinduan dari teman seperjuangan yang juga seorang guru. Ia bertutur pesan kepada saya:
"Pak, guru juga rindu jalan-jalan!"
Saya biasa memanggilnya Pak Redi, seorang guru olahraga yang mengajar di salah satu SD Negeri di kabupaten Kepahiang, Bengkulu. Kami baru kenalan satu tahun belakangan ini dan semakin akrab karena pernah tinggal serumah saat pelatihan prajabatan beberapa bulan lalu.
Saat beliau bilang rindu "jalan-jalan", saya langsung menangkap kerinduan apa yang ingin diungkapkan. Maksud dari ungkapan "jalan-jalan" itu adalah rindu belajar di dan dari alam. Jadi, bukan rindu jalan-jalan alias bolos pada jam kerja, ya! Uppss
Pak Redi menurut saya adalah salah satu guru yang beruntung di dunia. Bagaimana tidak beruntung, beliau mengajar di SD yang dekat dengan tempat-tempat wisata. Ada air terjun, ada persawahan, dan ada kebun teh. Tambah lagi beliau adalah guru olahraga, "cocok nian, kan?"
Rasanya tidak hanya Pak Redi yang rindu, pasti anak-anak yang diajarnya lebih rindu lagi. Bukan semata dengan sekolahnya, tapi dengan jalan-jalannya.
Terang saja, banyak hal bermanfaat yang bisa didapat anak ketika mereka bisa belajar dan jalan-jalan. Biarpun kegiatan jalan-jalan itu hanyalah sekadar mengitari desa atau juga persawahan, tetap saja ada banyak kenikmatan yang anak-anak dapatkan.