Tahun 2000-an, agaknya itu adalah tahun di mana penduduk bumi Indonesia sedang asyik-asyiknya menonton film di televisi. Cukup banyak film laga maupun drama kolosal yang tayang tiap hari, bahkan film kartun juga mendapat hari khusus yaitu hari Minggu.
Semua orang cukup terhibur pada masa itu, baik orang tua maupun anak-anak sudah mendapatkan film favoritnya masing-masing.
Barangkali saat itu orang tua suka menonton film Putri Duyung, Wiro Sableng, Angling Dharma hingga Si Buta dari Gua Hantu. Sedangkan anak-anak dan remaja lebih suka menonton anime Dragon Ball, Doraemon, Inuyasa serta drama Ada Apa Dengan Cinta.
Saat itu seingat saya belum ada siaran televisi yang khusus mengulas tentang pendidikan. Jelang akhir tahun 2004, barulah muncul televisi Edukasi yang diresmikan oleh Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Abdul Malik Fadjar, tepatnya pada 12 Oktober 2004.
Motivasi awal kemunculan tv Edukasi ini adalah untuk memberikan layanan siaran pendidikan demi menopang tercapainya tujuan pendidikan nasional. Kedengarannya begitu mulia, ya? Memang begitulah semestinya peranan televisi yang mengangkat judul edukasi.
2004, waktu itu saya masih berusia 9 tahun dan tinggal di pondok. Saya belum mengetahui pasti ada atau tidaknya siaran tv Edukasi karena kami masih menonton via UHF. Cuma ada satu siaran yang didapat saat itu, yaitu Indosiar.
Saya sendiri baru menonton tv Edukasi saat duduk di kelas 2 SMP. Seingat saya, waktu itu siaran tv Edukasi masih berbagi jam alias relai dengan TVRI. Tapi beruntungnya, saat jam sekolah tv Edukasi yang tayang dengan siaran-siaran inovasi dan edukasi.
Saya bersama teman-teman cukup antusias karena di SMP kami sudah tersedia televisi, tepatnya di perpustakaan sekolah. Staf perpustakaan sendiri selalu menayangkan siaran tv Edukasi setiap hari pada jam-jam sekolah, selama tidak mati lampu.
Kami para siswa, hampir setiap hari mengunjungi perpustakaan hanya untuk menonton siaran ini. Kadang-kadang, kami cukup sering menyandingkan buku-buku ajar dengan materi yang disiarkan oleh televisi.
Terang saja, materi pelajaran waktu itu membuat kami penasaran, apalagi tentang inovasi dan percobaan-percobaan ilmiah. Yang saya ingat, dahulu pernah ada siaran tentang cara sambung tanaman (mengenten). Misalnya seperti tomat dan terung, kopi, mangga, serta bunga-bungaan.