Dengan renggangnya jarak poin ini, peluang Brescia untuk degradasi sangatlah besar. Lebih lagi, hasil tim yang sudah mengalami 5 kekalahan dari total 6 pertandingan terakhir bukanlah performa yang bisa dibilang cukup.
Tanpa harus meratapi kondisi klasemen Brescia saat ini, Cellino lebih memilih bersikap manusiawi.
"Apakah Anda belum pernah membaca pernyataan dari para fans di Lombardy? Mereka tidak ingin memulai lagi. Mereka yang melarangnya, bukan federasi. Ada yang membawa oksigen ke rumah sakit, ada yang berduka atas kematian keluarga mereka, ada yang masih diintubasi. Tidak ada lagi kompetisi tahun ini. Pikirkan tentang musim berikutnya." Tambahnya.
Atas pertimbangan ini, Cellino lebih setuju jika hasil musim ini direset saja, alias diakhiri tanpa scudetto.
Lazio yang merasa tersindir lantas tak tinggal diam. Melalui juru bicara Diaconale, Lazio mengungkap bahwa antusias untuk juara adalah sebuah kewajaran. Ia juga menyampaikan sebuah perumpamaan "panci memanggil ketel hitam" untuk membalas sindiran Cellino.
"Ada pepatah lama yang berbunyi, 'panci memanggil ketel hitam.' Pada saat-saat seperti ini, lebih baik menghindari membuat pernyataan yang dapat menciptakan kontroversi lebih lanjut dan alih-alih menjaga kepentingan umum." ungkapnya.
Memang, seperti apa pun alasan dan keluh kesah klub, keselamatan penduduk di sebuah negara tetaplah jadi prioritas. Sayangnya, beberapa orang malah terkesan ingin mencari panggung sendiri. Entah apa keinginannya. Populer? Cari perhatian?
Semestinya, ungkapan sebuah kepedulian dan kemanusiaan yang tulus tidaklah perlu dibalut-balut dengan emosi pribadi serta sindiran keras. Makin ada sindiran, agaknya makin jelas bahwa ada kepentingan pribadi yang ingin disalurkan.
Perihal kelanjutan Serie A hingga penentuan scudetto bukanlah semata-mata berasal dari keinginan satu-dua klub semata. Otoritas Serie A tentulah sudah memasukkan perihal ini dalam rapat mereka. Jadi, bijaklah.
Salam Olahraga
Cek Klasemen Serie A, di sini
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H