Makin tertusuk-tusuk rasanya hati ini ketika melihat begitu banyak fenomena bertajuk negatif yang membanjiri dunia pendidikan kita. Belum selesai aniaya, muncul perundungan. Belum selesai perundungan, muncul perkelahian. Lalu, sesudah itu?
Muncul lagi sosok guru yang sebegitunya dalam menghukum siswa. Sebegitunya di sini bukanlah sekadar pemberian efek jera melainkan sungguh berlebihan bin keterlaluan. Karena sudah keterlaluan, akhirnya viral lewat video yang disebarkan di media sosial.
Jika mengamati pemberitaan dan video yang sempat tersebar di media, tampak ada seorang guru SMA di Bekasi dengan jabatan Wakil Kesiswaan beberapa kali memukuli seorang siswa yang terlambat datang ke sekolah.
"Jam masuk itu 06.30 WIB karena kita ada kegiatan tadarus. Jam 06.45 WIB itu gerbang sudah mulai ditutup, tapi itu jam 07.00 WIB baru ditutup dan kemarin itu banyak sekali yang terlambat," ujar Inartiqoh pada Rabu (12/2/2020).
Inartiqoh yang menjabat sebagai Wakil Kepala Bidang Humas SMA ini menerangkan bahwa ada ratusan siswa yang telat, padahal biasanya paling banyak hanya 10 siswa. Dari video yang beredar, terlihat siswa laki-laki yang telat duduk jongkok dan siswi perempuan berdiri di seberangnya.
Sedangkan untuk siswa yang dihukum, beberapa kali tamparan dan pukulan dilayangkan kepadanya. Agaknya pukulan ini cukup keras dan guru yang memukulnya juga dengan emosional. Ini terlihat dari cepatnya gerakan pukulan yang menjadi bertubi-tubi.
Atas kejadian ini, KPAI Bidang Pendidikan Retno Listyarti mendorong kasus guru SMAN 12 Bekasi yang memukul anak muridnya, diproses hukum. Ini dilakukan untuk memberikan efek jera agar nanti tidak ada lagi guru-guru yang melakukan kekerasan saat mengajar muridnya.
"Kalau kami semua yang seperti ini diproses saja hukum, jangan damai dong. Untuk efek jera mestinya diproses hukum saja, toh siapa tahu hukumannya tidak sampai empat tahun, tapikan proses itu mesti dilakukan," ujar Retno di SMAN 12, Kranji, Bekasi, Jumat (14/2/2020).
Sekilas, jika kita berangkat dari video yang viral itu barangkali proses hukum memang patut untuk segera dilaksanakan. Namun, pertimbangan lain perlu didiskusikan lebih lanjut.
Misalnya masalah kenapa siswa tadi lebih yang banyak terlambat dibandingkan hari-hari biasanya, apakah ada masalah lain hingga guru tadi memukulnya dengan emosional. Terang saja, siswa dan guru yang berada di sekolah lebih tahu masalah sebenarnya.