Dari sebanyak itu teman medsos, pastilah ada beberapa darinya yang tertarik dengan promosi dagang. Barangkali, tertarik hari ini belum tentu langsung mau membeli hari ini. Bisa jadi nanti setelah gajian bulan depan pelanggan akan membeli.
Maka dari itulah promosi sebaiknya tetap digiatkan. Tidak perlu sampai ratusan postingan tiap hari. Lima postingan mungkin cukup, asalkan rajin dan tidak terkesan spam.
Mereka yang tidak suka atau berkomentar negatif terhadap suatu promosi dagang bisa jadi sedang galau ataupun punya masalah lain yang bikin ruwet pikiran.Â
Jika pikiran sudah ruwet maka perasaan dan kegiatan juga akan serba ruwet. Akhirnya? Tinggal cari pelampiasan. Hmmm.
Tapi, alangkah repotnya diri ini jika harus terus menebak apa alasan orang hingganya tega berkomentar negatif dengan promosi. Jelas-jelas itu adalah usaha untuk menjemput rezeki, hanya tinggal menghargai.
Tak Usah Malu Berusaha, Biaya Hidup Tidak Ditanggung Oleh Negara
Nyatanya apapun usaha itu mesti diiringi dengan kerja keras, kesabaran, dan selip-selip doa. Jika pegiat usaha dagang hanya mengandalkan doa dan sabar, kapan rezeki itu bisa bertamu? Rezeki mesti dijemput dengan usaha dan kerja keras.
Jika hanya berharap bahwa suatu hari nanti pemerintah akan menanggung sepenuhnya biaya hidup rakyat, maka entah kapan harapan itu bisa terkabul.
Indonesia masih punya banyak utang, dan malahan keberadaan pegiat usaha dagang mandiri inilah yang menolong perekonomian Indonesia.
Terang saja, jika kita menilik data per 2018 ternyata sektor UMKM menyumbang Rp8.400 triliun terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Angka tersebut setara dengan 60% dari Rp14.000 triliun PDB Indonesia di 2018. Selain itu, UMKM juga telah menyerap 121 juta tenaga kerja.
Setidaknya, data ini telah menunjukkan kontribusi pegiat usaha dagang cukup besar. Adanya mereka juga sekaligus menunjukkan bukti bahwa rakyat ini tidak melulu berharap hidupnya ditanggung oleh negara.
Seluruh pegiat usaha mesti bangga dengan hal ini, hingganya tak perlu malu untuk sekadar posting dagangan dan promosi di medsos. Selama barang dagangan yang dijual bermaslahat, selama itu pula pegiat usaha ikut memaslahatkan semua orang.