Mohon tunggu...
Ozy V. Alandika
Ozy V. Alandika Mohon Tunggu... Guru - Guru, Blogger

Seorang Guru. Ingin menebar kebaikan kepada seluruh alam. Singgah ke: Gurupenyemangat.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Mereka yang Sering Menasihatimu Tidaklah Selalu Bijak, tetapi...

21 Januari 2020   20:38 Diperbarui: 21 Januari 2020   20:48 539
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sesuatu yang jika dirasakan begitu banyak menderita daripada bahagianya, itulah namanya hidup. Karenanya, tidak sedikit orang yang berkesusahan dan mengeluh berkepanjangan dalam menjalankan proses pengambilan napasnya. Saat senang, santai dan susah, selalu hadir masalah.

Apapun masalah bertamu. Entah itu soal aturan yang terus berubah, tentang kebijakan yang kiranya mengganggu kenyamanan, tentang rencana yang berkali-kali gagal, hingga tentang musibah yang datangnya tiba-tiba semuanya serasa memberatkan.

Dari sini, kadangkala seseorang hampir putus asa menghadapinya. Diri yang rasanya mau tumbang ini butuh penguatan, motivasi dan nasihat. Walaupun penguatan ini bisa berasal dari siapa saja, tapi kecenderungan penasihat terbaik adalah diri sendiri.

Motivasi dan nasihat yang datang dari diri sendiri sontak bisa mengubah keluh seseorang menjadi semangat untuk menghadapi hidup. Namun, jika harus menunggu diri sendiri sadar entah kapan juga! Sejadinya, perlu orang lain yang turut memberi nasihat.

Siapapun itu. Baik orangtua, keluarga, tetangga, ulama, bahkan orang yang baru dikenal pun bisa memberikan nasihat. Sayangnya, nasihat yang baik kadang berat hati untuk diterima terlebih lagi jika nasihat itu berasal dari orang yang biasa-biasa saja.

Bukannya mendengar dan menerima nasihat, malah ngomel tidak keruan "Ahh, kamu bisa ngomong saja. Terserah aku, lah!" Kenapa? Apakah organ tubuh yang bernama hati itu sudah banyak lumutnya?

Bahkan, jangankan orang-orang biasa tanpa jabatan dalam kehidupan. Ulama A saja jika berbeda persepsinya dari dengan ulama B, belum tentu nasihatnya akan didengar oleh pengikut ulama A. Apakah hati itu semakin sempit?

Padahal apapun nasihat yang baik harus didengar dan diterima, kan? Mestinya demikian, dan sudah seharusnya seperti itu.

Mereka Pernah Mengalami Masalah  yang Sama

"Sudah keduluan makan garam", kiranya kalimat ini cocok untuk mewakili para penasihat dadakan. Barangkali beberapa darinya bukanlah orang hebat, bukanlah sarjana berstrata tinggi, pemangku adat, dan bukan pula penyuluh agama.

Mereka hanyalah orang-orang biasa yang tidak terlalu terang eksistensinya, namun cukup baik dalam berbagi saran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun