Dulu, saat Anda SD sering diberi uang jajan berapa?
Ada bahagia yang bertumpuk-tumpuk saat kita mengulik lagi kehidupan di masa-masa SD. Bukan sekadar soal dapat ranking atau tidak, bukan soal dapat sekolah favorit atau tidak, tapi tentang kebahagiaan alami anak-anak SD.
Dan, salah satu kebahagiaan anak SD itu adalah uang jajan. Nominalnya kadang tidaklah seberapa, hanya cukup untuk membeli 2 potong bakwan atau pempek bercuka. Selain itu, banyak atau tidaknya uang jajan anak SD cenderung bergantung pada profesi orangtuanya.
Namun lagi-lagi ini bukanlah masalah. Anak SD bisa dapat uang jajan dari siapapun, mulai dari orangtua, kakek-nenek, tetangga, hinggalah sanak-sanak jauh yang kebetulan pulang dari rantau.
Hebatnya, nominal uang jajan dari orang lain cenderung lebih banyak daripada uang yang diberikan oleh orangtua. Apalagi jika uang jajan yang diberikan oleh orang lain itu langsung singgah di tangan anak, maka sejahteralah.
Bagaimana tidak sejahtera karena anak itulah yang akan mengendalikan jalannya uang jajan. Entah mau dibelikan coklat, es potong, pilus, ataupun ditabung semuanya sudah menjadi hak penuh anak SD.
Beda ceritanya jika uang jajan itu terlebih dahulu diterima oleh orangtua. Akan tetap senang, sih! Tapi, kadang-kadang langsung cemberut sesudah itu. Terang saja, jika uang jajannya cukup banyak maka orangtua akan membatasi keinginan anaknya. Tentu saja agar anak tidak boros.
"Nah, ini ada uang jajan dari nenekmu. Kamu jajannya sebegini saja, ya. Sisanya ditabung!"
Baik memang, tapi keesokan harinya kadang anak SD malah galau. Ingin minta jatah uang jajan harian, tapi malah dibantah oleh Ibu:
"Lah, kemarin kan sudah ada uang jajan dari nenek. Masa iya sudah habis!"
Kalau sudah seperti ini, mau tidak mau anak SD pergi ke sekolah dengan langkah yang berat. Di sepatu rasa-rasanya ada tumpukan batu gunung yang seakan berbisik "Sudah, tidak usah sekolah!". Tapi, kadang-kadang kesedihan itu segera terobati karena si anak tadi menemukan uang di jalan. Hohoho
Tidak Diberi Uang Jajan Itu Rasanya...
Nyatanya, tidak semua anak SD bisa jajan tiap hari saat jam istirahat di sekolah. Terlebih lagi jika kisah ini adalah kisah anak SD di desa-desa terpencil pada tahun 2000-an. Mendapat uang jajan adalah sesuatu yang sangat membahagiakan bagi sebagian besar anak.