Stastistik tidak bohong karena pada periode sebelumnya wilayah terdampak banjir di Jakarta cenderung ada penurunan. Angka wilayah kelurahan terdampak pada 2014 sebanyak 132 kelurahan, kemudian berturut-turut pada 2015 (139 kelurahan), 2016 (117), 2017 (113), dan 2018 (63).
Sedangkan di awal tahun baru? Ya, janji tinggal janji karena rakyat sudah kesal berkali-kali terendam dan tertelan banjir.
Jokowi Ikut Membalas dengan Sidak
Tidak perlu menduga-duga, sepertinya pesan berisi ketikan UNREG (spasi) banjir Jakarta sudah dibalas oleh Jokowi. Tepatnya pada Jumat (03/01/2020) pagi saat beliau melakukan inspeksi mendadak ke Waduk Pluit, Jakarta Utara untuk memastikan semua alat penanggulangan banjir berfungsi secara optimal.
Beruntung kondisi mesin pompa dalam keadaan baik, hingga Jokowi memberi apresiasi bagus sembari mengacungkan jempolnya.
Pengoperasian Waduk Pluit yang sejatinya merupakan tanggung jawab Pemprov DKI ini memang mesti harus diawasi secara berkala, karena saat kondisi banjir dan laut pasang, air akan dipompa ke laut mulai dari Waduk Pluit.
Lalu, bagaimana dengan daerah sekitar yang terdampak banjir?
Ngerinya, selain dengan dalamnya genangan banjir, banyak pula genangan sumpah yang beredar di media sosial. Trending topik yang muncul di Twitter tidak lain hanya berkisah tentang ketidakberesan pemimpin, mulut manis yang sekadar argumen, hingga bau-bau pemakzulan.
Kisah ini seakan semakin pilu dengan banyaklah iri dengki yang membandingkan hari ini dengan hari kemarin, pemerintahan ini dengan pemerintahan kemarin, serta keadaan cuaca hari ini dan cuaca kemarin.
Bahkan, ada Ormas-Ormas tertentu yang ikut membantu evakuasi warga terdampak banjir ikut-ikutan dianggap pencitraan, cari muka, dan hal-hal berjudulkan kenegatifan lainnya. Apa tidak makin sedih warga Jakarta? Jangankan Jakarta, semua rakyat ikut berduka dan mengerut dahi karenanya.
Walau demikian, tetap saja balasan pesan UNREG (spasi) banjir Jakarta berupa inspeksi dadakan masih lebih baik daripada sekadar pidato singkat dan rencana-rencana di hari kemudian. Toh, hari ini dulu yang publik mau hadapi, selamatkan, dan selesaikan.