Enaknya langsung pulang atau keluyuran?
Pasti keluyuran dulu, kan? Hohoho
Mengulik zaman SD, rasanya hampir sama seperti membuka aib sendiri, saking serunya. Terlebih lagi jika sewaktu kita masih berada di zaman baheula. Mungkin hingga kecil sampai sekarang, orangtua kita tidak tahu kita sering keluyuran ke mana saja.
Seakan-akan ada hal gaib yang luput dari pandangan orangtua kita, hingganya mereka tidak bisa menebak kegiatan kita secara detail. Habisnya, kalau mengaku jujur takut dimarahi dan tidak akan diberi jajan selama beberapa hari. Hahaha
Walau demikian, sebagai orangtua perasaan khawatir itu pasti ada. Jangankan tentang anak yang belum kunjung pulang, anak sedang bersekolah saja orangtua terus bertanya dan menduga. Jangan-jangan anakku berkelahi, jangan-jangan anakku main-main dalam belajar, dan sebagainya.
Kekhawatiran yang agaknya dianggap anak terlalu berlebihan menyebabkan mereka kadang cepat suntuk jika harus segera pulang ke rumah, apalagi jika pulang sekolah cepat.
Paling tidak, bisa berlama-lama di jalan atau cari jalan memutar hingga bisa sampai ke rumah lebih lama. Hitung-hitung ketemu uang receh di jalan, kan? Hihihi
Semua alasan awal seakan memaksa pulang ke rumah dijadikan opsi terakhir saat pulang sekolah. Lalu, keluyuran ke mana saja?
Keluyuran ke Rumah Teman, Alasannya Buat Tugas
Kebiasaan utama siswa SD setelah pulang sekolah adalah pulang bersama-sama dengan teman. Apalagi jika jalan kaki atau naik sepeda, maka bahagialah seketika.
Namun, dalam perjalanan pulang dari sekolah biasanya ada salah satu siswa yang menawarkan diri untuk main kerumahnya atau ke rumah teman lain. Barangkali ada hal unik di rumahnya, ada mainan baru, ada makanan enak, atau ngajak "mabar" alias main bareng game online.
Jika tawaran itu semakin menggugah, maka arah jalan pulang seakan berbelok dari yang awalnya pulang ke rumah menjadi pulang ke rumah teman. Sementara loh, ya!