Sore ini begitu mengesankan, walau sejatinya tidak ada yang spesial. Saya begitu tersentuh setelah bertemu dengan sosok petugas parkir di pasar tradisional. Bukan karena postur tubuh yang kekar atau pun kegantengan yang mempesona, melainkan tutur katanya yang begitu dalam.
Sepulang kerja, saya menyempatkan diri pergi ke pasar tradisional di Curup untuk membeli semir sepatu warna hitam. Darinya, singgahlah saya di toko ATK dan memarkirkan motor di dekat toko tersebut.
Saya tidak terlalu peduli dengan ada atau tidaknya petugas parkir, yang penting motor terparkir rapi. Setelah membeli semir, saya segera kembali ke parkiran dan bergegas pulang. Saya pun melihat petugas parkir agak gemuk dengan setelan jaket kulit dan topi yang segera menghampiri.
Saya ingat dengan jelas bahwa beliau tersenyum seraya berkata:
"Terima kasih. Hati-hati di jalan ya Pak!"
Rasanya sudah begitu lama saya tidak mendengar kalimat seindah ini dari seorang petugas parkir. Kata-kata ini lebih sering terdengar dari murid-murid SD dan SMP yang pernah saya ajar di hari kemarin.
Mungkin karena para petugas parkir di pasar tradisional sudah banyak yang berubah kali ya?
Petugas Parkir Bermuka Masam, Bermuka Cuek
Kebanyakan petugas parkir yang saya temui di pasar-pasar tradisional kurang begitu acuh. Sebagian darinya malah tidak mau senyum walaupun sedikit. Entah apa yang merasuki mulut mereka hingga bibir itu terus saja merengut.
Bahkan setelah kita bayar pun muka mereka masih saja masam dan cemberut. Mirisnya, beberapa dari petugas parkir seakan tidak punya hati hingga tega membiarkan Emak-Emak mendorong motornya sendiri untuk keluar dari area parkir.
Lebih dari itu, pernah pula terlihat ada pengendara motor lain yang dengan ikhlas membantu Emak-Emak untuk mengeluarkan motor dari area parkir. Beruntung masih ada petugas parkir tanpa jasa di dunia ini.