Perubahan-perubahan ini akan tampak ketika seseorang sudah mencapai anggapan dan harapan yang ia idam-idamkan selama berbuat baik. Di saat itulah timbul kekecewaan, karena kebaikan tadi sudah mencapai batasnya.
Berbuat Baik Karena Uang, Akan Ada Saatnya Kita Jatuh
Uang seringkali membutakan, hingganya sangat mempengaruhi kehidupan orang-orang yang kurang kuat prinsip diri dan iman. Darinya, timbullah perilaku berlebihan bahkan keterlaluan untuk mendapatkan predikat baik dari uang itu sendiri.
Tidak sedikit pula yang dikorbankan untuk mencapai predikat itu. Mulai dari kesehatan, waktu istirahat, waktu dengan keluarga, bahkan relasi dengan masyarakat pun ikut terdegradasi. Pemikiran diri tersempitkan hanya sebatas uang.
Meskipun cara kita memperjuangkan uang itu adalah dengan baik, akan ada saatnya kita jatuh. Jika sudah sakit, tak bisa lagi mengumpulkan uang. Jika kelamaan istirahat, tak berlaku lagi time is money. Bahkan, jika sudah sering pulang kampung, berlarianlah uang-uang dari dalam dompet dan atm.
Padahal, rezeki tidaklah sesederhana itu, rezeki tidak pula hanya sebatas uang. Jika melulu mengukur rezeki dengan uang, bisa-bisa kita mati lebih cepat. Uppss.
Berbuat Baik Karena Pujian, Akan Ada Saatnya Kita Terhina
Pujian sering pula menghanyutkan. Berlama-lama dengan pujian akan meningkatkan rasa bangga sekalian meninggikan identitas diri di antara orang banyak. Karena bisa menghanyutkan, banyak orang ingin terhanyut dan hidup awet bersama pujian.
Untuk mencapai itu, mereka berlomba-lomba mengejar pujian, termasuk dalam berbuat baik. Mereka hanya ingin mendapatkan kata-kata:
"Wah, Anda hebat!"
"Wah, Anda cerdas!"
"Saya tak menduga Anda punya ide cemerlang!"
Ujung-ujungnya mereka dapat tepuk tangan meriah berjam-jam, bahkan terbawa mimpi. Haha.
Namun demikian, baik karena pujian pelan-pelan akan bertemu dengan lawan katanya, yaitu hinaan. Dan terang saja, tidak semua orang tahan dengan hinaan serta sindiran yang bertubi-tubi. Tapi ya, itulah hasil pencernaan dari makan pujian. Maka darinya, tak perlu terlalu bombastis mengejar pujian.
Berbuat Baik Karena Ingin Dicinta, Akan ada Saatnya Kita Dimusuhi
Sudah sangat sering kita bertemu dengan para remaja bahkan dewasa yang berpacaran beberapa bulan lalu putus, cari pacar lagi lalu putus lagi, terus bersiklus layaknya rantai makanan. Padahal, mereka selalu berbuat kebaikan.