Mohon tunggu...
Ozy V. Alandika
Ozy V. Alandika Mohon Tunggu... Guru - Guru, Blogger

Seorang Guru. Ingin menebar kebaikan kepada seluruh alam. Singgah ke: Gurupenyemangat.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Menyanyi Sambil Muntah: Haruskah Sampai Segitunya Berkomedi?

8 Oktober 2019   20:54 Diperbarui: 8 Oktober 2019   20:56 253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pras Teguh dan Arif Alfiansyah. (Tangkapan Layar Youtube.com)

Berawal dari lagu Mawang berjudul "Kasih Sayang Kepada Orang Tua" yang viral di Youtube beberapa waktu yang lalu, Arif Alfiansyah bersama Pras Teguh kemudian membuat lagu balasan kepada Mawang dengan judul "Orang Tua Gak Sesayang Itu".

Komedian yang terkenal sejak mengikuti kompetisi Stand Up Comedy (SUCI 4) Kompas TV tahun 2014 ini mengaku bahwa sebelumnya ia mendapat banyak komentar dan mention dari para fans untuk membuat cover lagu Mawang.

Terang saja, lagu Mawang yang hingga saat ini telah ditonton lebih dari 16 juta orang terdengar begitu nyentrik. Jadi segi judul memang bagus, dan mungkin akan menimbulkan kesan pertama yang menyentuh jika terbaca oleh seseorang.

Bahkan, diawal-awal lagu Mawang berprolog tentang besarnya kasih sayang kepada orang tua. Dengan alunan gitar yang merdu, Mawang mengajak pendengar untuk berdoa supaya bisa meluapkan isi hati kasih sayang kepada orang tua.

Tapi, memasuki menit 1.39 dari lagu Mawang,  semua kesan seakan berubah. Awalnya dikira lagu ini sedih, namun ternyata lirik-lirik dan vokal amburadul yang terdengar. Sepintas jika kita dengar, liriknya hanya seputar "nu hil na hil nu" yang dipadukan dengan suara parau.

Dan setiap akhir kata, Mawang menambahkan ekspresi dan suara layaknya orang yang mau muntah. Menjelang akhir lagu, terlihat teriakan dengan suara yang pecah dan sumbang. Tidak enak didengar, terlihat jijik, dan seakan mengajak orang untuk muntah. Meski demikian, Mawang sendiri saat menyanyikannya tidak sampai muntah-muntah.

Lagu Balasan dari Arif Feat Praz Teguh
Dua minggu setelah lagu Mawang muncul di Youtube, Arif dan Praz Teguh kemudian membuat lagu balasan berjudul "Orang Tua Gak Sesayang Itu". Tepatnya pada 12 September 2019 kemarin, Arif bertindak sebagai vokalis dan Pras menjadi gitarisnya.

Video yang sudah ditonton lebih dari 3,5 juta penonton ini sekilas tidak ada bedanya dengan lagu Mawang yang sudah viral pada edisi sebelumnya. Liriknya juga hanya sekadar "di du da du da" dan sama-sama diiringi dengan suara parau layaknya orang yang mau muntah.

Dan pada menit 4.26, Arif benar-benar muntah. Uniknya, ia menampung sendiri hasil muntahan itu dengan kedua tangannya. Dan gilanya, sembari menampung muntahan itu Arif terus bernyanyi. Kali ini, gantian Pras Teguh yang bersuara mau muntah. Setelah selesai, Pras yang mungkin sudah mual melihat muntahan Arif segera meletakkan gitar dan pergi.

Haruskah Sebegitunya Berkomedi?
Berselang dua minggu kemudian, tepatnya pada tanggal 23 September 2019 kemarin, Arif membeberkan rahasia kenapa muntah di balasan lagu mawang bareng Praz Teguh melalui video di akun Youtube-nya.

Diawal-awal video, Arif menyampaikan pendapatnya tentang mengapa lagu "muntah"nya itu begitu viral. Menurutnya, dari sudut pandang komedi mereka sangat menikmati lagu Mawang  yang dinilai sangat pecah. Dengan awalan premis yang cukup panjang, Mawang dinilai memberikan patahan punchline yang sangat pas.

Mereka sangat menikmati lagu Mawang. Namun, mereka menganggap bahwa untuk membuat cover lagu Mawang itu sangatlah susah dan perbedaannya juga tidak ada.

Lebih lanjut, menurut mereka di dalam video rekaman pertama awalnya tidak ada adegan muntah. Hanya sekadar "uwak-uwak" saja. Namun, karena ingin lebih "gila", "bodo amat" dan tak peduli dengan kata-kata orang, mereka kemudian menampilkan tayangan muntah.

Secara, ini hanya di Youtube. Walau akhirnya timbul pro dan kontra di sana-sini, mereka hanya perlu bersikap bodo amat. Arif juga mengaku bahwa dirinya sangat mudah untuk muntah. Hanya dengan menaikkan lidah keatas dan bersuara "uwak-uwak", ia bisa muntah.

Pras Teguh dan Arif Alfiansyah. (Tangkapan Layar Youtube.com)
Pras Teguh dan Arif Alfiansyah. (Tangkapan Layar Youtube.com)
Tapi, haruskah sampai segitunya berkomedi? Hanya untuk dianggap "tidak biasa" oleh rekan sesama komedian, mereka rela merusak Youtube dengan menambah konten-konten yang tidak berkualitas.

Dan hebatnya, konten-konten yang tidak berkualitas seperti inilah yang seringkali jadi viral dan trending di laman Youtube.

Kita juga tidak bisa menampik fakta bahwa Youtube sekarang sangatlah bebas. Darinya, harus ada pengawasan-pengawasan konten dan jika perlu ada sanksi untuk memperbaiki kualitas konten. Hanya saja, hingga saat ini sosok pengawas Youtube dan Netflix masih samar-samar.

Beberapa waktu lalu, KPI telah mengajukan diri untuk ikut andil dalam mengawasi konten Youtube dan Netflix. Namun di saat itu juga muncul dialog dan keluhan berkepanjangan terkait dengan kesanggupan KPI.

Terang saja, banyak lembaga dan rakyat mempertanyakan kualitas siaran televisi yang selama ini belum beres. Dan itu semua masih menjadi tanggung jawab KPI. Akhirnya, didapat kesimpulan bahwa KPI mesti memperbaiki dulu kualitas tontonan masyarakat, barulah menyentuh Youtube dan Neflix.

Meski seperti ini kenyataannya, tetap kita memerlukan sosok Lembaga Pengawas konten Youtube dan Netflix. Dengan meningkatnya masa "online" generasi muda, meningkat pula konsumsi Youtube dan Netflix. Bahkan, keduanya sudah menjadi kebutuhan kedua setelah "mbah google".

Jika terus-menerus bebas, maka akan semakin banyak konten-konten yang tidak berkualitas. Para Youtubers juga akan semakin bersikap masa bodoh karena kebebasan tersebut.

Ngerinya memang bukan bagi para Youtubers, toh mereka dapat untung besar. Kita kasihan dengan anak-anak, remaja, dan bahkan dewasa para penjelajah Youtube.

Jika sudah keseringan menonton konten tak berkualitas, takutnya mereka tak bisa lagi membedakan mana konten yang layak dan mana konten yang tidak layak untuk ditonton. Karena semua sama saja, dan semua sudah tersedia.

Salam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun