Mohon tunggu...
Ozy V. Alandika
Ozy V. Alandika Mohon Tunggu... Guru - Guru, Blogger

Seorang Guru. Ingin menebar kebaikan kepada seluruh alam. Singgah ke: Gurupenyemangat.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Kurang Seru Jika Tak Ada "Anak Super" di Kelas

29 September 2019   20:26 Diperbarui: 2 Oktober 2019   12:01 504
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keseruan Anak-Anak SD.| Dokumentasi pribadi

Sekali dua kali si anak super menganggu, mungkin guru-guru memaklumi. Namanya juga anak SD. Tapi. Jika sudah berkali-kali menganggu, maka mulailah teguran keras bahkan marah menghampiri si anak super tadi.

Uniknya, anak-anak super saat dimarahi malah senyam-senyum, tidak ada rasa takut sama sekali. Disuruh duduk mau dia duduk, tetapi tetap senyum itu belum kunjung hilang dari wajah imutnya.

Jika guru menanggapinya positif, mungkin guru hanya akan sekadar kesal. Tapi jika guru menganggapnya adalah sindiran/hinaan, maka mistar kayulah yang anak bermain. Haha.

Selain itu, ada pula anak super yang usil namun cengeng. Dengan teman-teman dan kakak kelas, ia berani menganggu bahkan membuat mereka menangis terisak-isak. Namun, ketika sudah ditegur guru, ia malah menangis memekakkan telinga. Padahal niat guru hanya ingin menenangkannya, dan menyuruhnya untuk minta maaf.

Heran juga dengan sikap anak super yang seperti ini. Jika ia sudah menangis, maka suaranya akan terdengar kuat di 3-4 kelas sebelahnya.

Datang ke Sekolah, tapi Malas Buat PR dan Latihan
Nah, ini juga anak-anak super yang sudah saya temukan di SD. Entah apa yang ia pikirkan saat mau berangkat sekolah, hingganya tak pernah mau buat PR. Bahkan, ia datang ke sekolah hanya membawa tas saja. Buku? Tak ada. Pensil? Tak ada.

Ketika belajar dan guru meminta para siswa mengerjakan latihan, si anak super malah main-main dan tidak mau mengerjakan latihan. Jika guru tak pandai membujuknya, bisa saja hingga jam sekolah berakhir ia hanya numpang duduk di bangku sekolah tanpa mau mencatat dan mengerjakan latihan.

Anak-Anak Super yang Kurang Perhatian
Kurangnya perhatian adalah jawaban dari semua tindakan-tindakan usil yang dilakukan anak-anak super. Utamanya adalah perhatian dari orangtua di rumah. Terang saja, biar bagaimanapun hebatnya anak SD belajar di sekolah, tapi jika tak diulang pelajaran itu di rumah bersama orangtuanya, maka akan lupa juga.

Lagi-lagi, kita sering kali dihadapkan dengan kenyataan bahwa anak-anak kurang mendapat perhatian orangtua, karena para orangtua sibuk bekerja untuk menyambung hidup. Bagi anak di kota-kota besar, mungkin mereka bisa belajar besama guru private, atau menitipkan anak di sekolah full day sampai orangtuanya selesai kerja.

Tapi jika anak-anak pelosok? Bisa jadi anak-anak ditinggal orangtuanya ke kebun hingga beberapa hari. Bisa jadi anak-anak itu dititipkan di rumah neneknya karena dekat dengan sekolah. Dan bisa jadi, anak itu hanya sekolah 2-3 hari saja dalam seminggu.

Mirisnya, Beberapa kali sering ditemukan baju mereka terkoyak, lusuh, bahkan lupa pakai ikat pinggang saat sekolah. Di satu sisi, guru bangga karena dengan keadaannya yang serba kurang, anak-anak masih mau sekolah. Tapi di sisi lain, ada duka yang mendalam bahwa kenapa anak-anak super ini minim perhatian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun