Mohon tunggu...
Ozy V. Alandika
Ozy V. Alandika Mohon Tunggu... Guru - Guru, Blogger

Seorang Guru. Ingin menebar kebaikan kepada seluruh alam. Singgah ke: Gurupenyemangat.com

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

"Cenubo" Brodjoss Coffee Tanah Rejang

9 September 2019   06:29 Diperbarui: 9 September 2019   06:38 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Brodjoss Coffee. Kopi hitam robusta Tanah Rejang. Gambar dari instagram.com/brodjosscoffee

Beberapa hari yang lalu saya sempat "Cenubo" alias mencoba/mencicipi kopi Brodjoss. Ya, kopi bubuk Tanah Rejang-Bengkulu yang diolah dengan cara modern. 

Kopi hitam tepatnya. Brodjoss sebagai produk kopi olahan khusus robusta menyajikan produk-produk kopi yang hanya diambil dari wilayah Tanah Rejang.

Kadang mereka menerima pasokan kopi pilihan terbaik dari para petani yang bertempat di kota Curup, kadang pula di Kepahiang. Ya, daerah yang mayoritasnya suku Rejang yang tentunya memiliki selera ngopi yang tinggi.

Karena selera yang tinggi, masyarakat Tanah Rejang bisa ngopi hingga 3 kali dalam 1 hari. Bahkan bisa lebih, jika mereka bertamu ke rumah tetangga ataupun datang ke acara hajatan. Setiap bertamu, tersajilah segelas kopi. Dipesan ataupun tidak dipesan, kopi tersebut akan dibuatkan sendiri oleh tuan rumah.

Tidak takut diabetes? Tentu saja tidak. Baik laki-laki maupun perempuan, mereka bisa mencegahnya dengan minum kopi hitam tanpa gula selagi sehat.  Eiits, tapi tidak semua kopi yang bisa diracik tanpa gula. Hanya kopi hitam tertentu saja, yang diolah dengan cara terbaik pastinya.

Kopi Hitam Varian Rasa

Meski kelihatannya hanya kopi hitam, ternyata memiliki rasa yang bervariasi. Kekayaan rasa kopi ini bergantung pada bagaimana cara mengolah, menjemur, bahkan darimana kopi itu berasal. Dan kopi yang saya "cenubo" beberapa hari yang lalu rasanya agak sedikit asam.

Sudah rasanya asam, tidak saya campur gula pula. Terang saja, saya merasa sedikit pusing setelah itu. Mungkin karena tergolong orang "tradisional" barangkali ya. hehe. 

Tapi rasa itu berubah drastis ketika saya campurkan sedikit gula. Nikmat sekali rasanya, antara asam, pahit, dan manisnya kopi bercampur sebagai harmoni.

Beda sekali rasanya dengan kopi-kopi warung olahan pabrik, maupun kopi-kopi sachet yang selama ini saya minum. Tidak ada rasa apek seperti halnya kopi-kopi yang selama ini saya minum. Pasir-pasir kasarnya pun tidak ada, serasa minum kopi dengan penuh kelembutan rasa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun