Jang Youn Cho, adalah rektor asing pertama di Indonesia yang akan memimpin salah satu Perguruan Tinggi swasta di Tanah air. Seperti lansiran Kompas.com, rektor itu mempunyai pengalaman sebagai rektor di Hankuk University, Korea Selatan. Dari sinilah terselip harapan bahwa dengan adanya rektor asing, Universitas negeri ini bisa "naik level" di tingkat internasional. Aamiin, jika niatnya baik dan untuk kemajuan negeri ini tentu masih banyak yang mendoakan.
Tapi, saya tidak ingin bahas si Rektor baru lebih mendalam. Saya malah sedikit berandai bagaimana jika negeri ini mengontrak guru asing. Apakah guru asing mampu mengajar dengan baik di sekolah-sekolah pinggiran? Apakah guru asing mampu menghadapi siswa yang selama ini kita kenal sangat aktif? Yok, mari disimak.
Menghadapi Siswa "Agresif"
Dalam setiap kelas, pasti ada minimal satu siswa yang sangat agresif. Sikapnya mulai dari usil, nakal, hingga sering nyeletuk guru. Tak heran, beberapa guru kadang emosional karenanya. Misalnya saja ada siswa yang sering memukul betis temannya pakai dasi, mengulik-ngulik telinga teman, menggeser kursi teman, hingga mencuri pena teman.
Agak nyentrik kiranya ketika guru asing sedang mengajar, dan Si siswa agresif ngulik-ngulik telinga temannya.
Siswa  : "Pak, ini si Reyhan Ngulik-ngulik telinga saya Pak?"
Guru   : "Reyhan, duduk, diam, catat, dan coba analisis karya tulis ini!"
Si siswa malah tersenyum, dan semakin menjadi-jadi. Akhirnya, guru asing pun kesal dan marah.
Guru   : "Sudah Reyhan, nakal kamu! Saya beri tugas untuk identifikasi organ hewan vertebrata!"
Siswa  : "Hmm, hehehehehe". Siswa tetap tertawa meskipun sudah duduk di bangkunya.
Guru   : "Reyhan, dengar tidak!"
Siswa  : "Huuuuuhuhuhu".
Siswa pun menangis tak henti-hentinya. Hebohnya, seluruh siswa kelas sebelah berdatangan. Guru asing yang awalnya tak peduli pun mulai panik. Tiba-tiba, siswa dari kelas sebelah (Sks) nyeletuk:
Sks    : "Hayolah Bapak, Reyhan nangis. Besok pasti dia tidak mau sekolah, terus dia laporkan kepada ibunya dirumah!"
si Guru pun mulai berkerut dahi dan mulai menghibur si Reyhan tadi.
Guru   : "Udah, udah, tugasnya untuk PR dirumah saja. Udah, diam ya!"
Siswa  : "Huuuuuuhu". Reyhan malah menangis lebih keras dan memekakkan telinga.
Haha, akhirnya guru asing batal memberi tugas, dan kelas itu ditenangkan oleh guru lain.
Rapat Dewan Guru
Karena ada rapat, guru biasanya memberikan tugas kepada siswa. Guru asing pun memberikan tugas tentang klasifikasi hewan vertebrata dan memberitahukan kepada siswa agar mengumpulkannya esok hari. Sontak saja, siswa kelas pun kegirangan. Hebatnya, dengan tak adanya guru dikelas, siswa malah lebih kreatif.
Mulai dari membuat ring dari kotak sampah, membuat pesawat terbang dari kertas, membuat bola kaki dari nilai ulangan yang dapat nol, hingga memanjangkan meja untuk alas tidur. Tugas tadi? Wah sudah lupa, karena jika guru rapat, pikiran siswa pasti pulang cepat. Jika saja ada guru atau karyawan yang lewat, pasti alasannya macam-macam. Misalnya ditanyai: "pelajaran siapa ini?"