Mohon tunggu...
Ozy V. Alandika
Ozy V. Alandika Mohon Tunggu... Guru - Guru, Blogger

Seorang Guru. Ingin menebar kebaikan kepada seluruh alam. Singgah ke: Gurupenyemangat.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Siaran Radio Lebih "Menarik"

15 Agustus 2019   10:15 Diperbarui: 15 Agustus 2019   11:47 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Radio. Gambar dari Pexels.

Selain menanti kesempatan untuk berkirim pesan, kami sekeluarga juga amat menantikan saat-saat siaran edukasi on-air. Semuanya sangat bermanfaat. Channel A kadang memberitakan keadaan dunia, channel B tentang olahraga. Adapula berita daerah, desa, hingga berita tentang keadaan seluruh pelosok negeri ini.

Yang membuat tambah seru adalah selingannya. Kadang diselingi 1-2 lagu, kadang iklan, kadang pantun lucu, humor, puisi, hingga kesalahan putar lagu-pun lumrah terjadi. Toh kami pendengar setia tetap memaklumi. Semua siaran terdengar begitu mengalir, menghibur, dan bermanfaat. Dan pastinya, tidak ada istilah sensor, meskipun siaran langsung sekalipun.

Hari inipun sesekali masih begitu. Meski sudah modern, beberapa channel radio tetap menerima request via SMS dan memudahkan pendengar untuk berinteraksi. Tidak perlu susah-susah putar parabola dan scan otomatis siaran. Kita hanya perlu menegakkan antena kecil didekat radio dan memilih siaran sesuai frekuensi. Bahkan sekarang sudah sangat mudah, yaitu putar radio via handphone.

Ini agaknya mengajak kita kembali ke masa-masa tradisional. Masa dimana sedikit keluh, banyak manfaat, dan menghibur. Coba saja tayangan televisi saat ini mengadopsi siaran radio. Kita kedepankan nilai edukasi. Bukan berarti "membenci" siaran hiburan, melainkan keluhan karena "hiburannya" makin fana.

Hiburan boleh saja, tapi jangan keterlaluan. Begitupun dengan sinetron, ftv, dan sejenisnya. Kalo itu-itu saja setiap menit, bagaimana televisi bisa menjadi media yang bermanfaat? Bukannya bernilai edukasi, malah membuang-buang waktu dan menghabiskan pulsa listrik saja.

Belum lagi pengaruhnya kepada televisi bertajuk edukasi. Makin kesini makin terpinggirkan dan kurang perhatian. Memang, sebaiknya televisi edukasi juga mesti menyisipkan hiburan dan humor untuk daya ketertarikan penonton.

Rasanya masih lebih seru mendengar radio daripada nonton televisi edukasi ataupun televisi hiburan. Karena radio tidak "keterlaluan".

Salam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun