Adalah Garbage Dreams, film dokumenter yang beralurkan kisah perjuangan para "Zabbaleen" alias pemulung atau tukang sampah. Film dokumenter ini menceritakan 3 orang anak laki-laki yang hidup pada komunitas bernama Zaballeen di pinggiran Kairo, Mesir. Zaballeen mendaur ulang begitu banyak sampah dan mengekspornya ke negara lain. Akan tetapi, hidup mereka terancam ketika akhirnya perusahaan besar ikut campur dalam perdagangan sampah di Kairo.
Mokattam, sebagai desa sampah terbesar memiliki para pekerja sosial yang semuanya berhubungan dengan sampah. Di lansir dari Independent Lens dan RT documentary, mereka sehari-hari mendaur ulang semua jenis botol-botol dan kaleng-kaleng. Hingga, Mesir pun terkenal karenanya.
Mereka mendaur ulang hingga 80% sampah. Berbeda dengan negara lain yang hanya mendaur ulang 30% nya saja dan sisanya dikuburkan ditempat sampah.
Seiring waktu, para Zabbaleen dihadapkan dengan permasalahan perusahaan dari luar negeri yang mulai berdatangan, terutama dari Spanyol dan Italia.
Berangsur mereka mulai datang, berkembang dan mengontrak/mengambil alih perusahaan pembuangan limbah. Mirisnya, para Zabbaleen dianggap kuno.
Hal ini membuat geram para Zabbaleen karena perusahaan asing mulai menguburkan sampah-sampah, dan menjadikan kehidupan mereka terancam.
Garbage Dreams tayang perdana pada 27 April 2009 di Independent Lens, sebuah serial mingguan yang ditayangkan di PBS.
Garbage Dream juga meraih banyak penghargaan, diantaranya pada kategori Best Documentary Film di Hollywood Film Festival, Lone Star Film Festival, Landlocked Film Festival, Bermuda International Film Festival, Vail Film Festival, dan Ashland Independent Film Festival.
Sebagai untaian kisah nyata, film ini mengetuk hati kita perihal pentingnya keberadaan Zaballeen didalam kehidupan. Jangan sekali-kali memandang mereka rendah.
Puluhan ribu orang tinggal di Zabbaleen, di pinggiran Kairo, Mesir, mereka semua mencari nafkah dari mendaur ulang sampah seluruh ibukota.