"Jika kita bertemu dengan pasangan yang baru menikah, pasti mereka menyarankan kita agar cepat-cepat menikah. Tapi jika kita bertemu dengan pasangan yang sudah lama menikah, mereka akan menyarankan jangan terburu-buru menikah, nikmati dan baktikan diri kepada orang tuamu".
Jodoh Itu Tuhan yang Mengatur
Kita tidak perlu membebani diri dengan celaan orang-orang yang sudah menikah.
Memang, kadang kepala ini sakit setiap saat mendengar kata "menikahlah", "tunggu apalagi", "kiamat sebentar lagi!", "Nikah itu enak loh!", dan bermacam sindiran lain.
Belum lagi jika kita berkali-kali nge-like tulisan samawa dek, barakallahu fikum dek, semoga awet sampai menua, dan mutiara-mutiara lainnya. Ingin rasanya berteriak kepada mereka bahwa jodoh itu urusan Tuhan, bukan urusanmu!
Sejatinya, menjadi dewasa berarti kita terlalu ambil hati dengan celaan orang.
Singkatnya, orang cuma bisa ngomong doang, dia tidak sedang di posisi kita, dan dia tidak tahu sepenuhnya keadaan kita.
Tentu saja kita secara pribadi tidak mau menunda-nunda nikah jika jodoh telah mampir. Persoalannya terletak pada calon, entah masih disembunyikan oleh Tuhan, atau kita yang belum pantas untuk ditemukan.
Karena jodoh itu adalah takdir Tuhan, kita tidak bisa menuntut dalam waktu tertentu harus menikah.
Misalnya, target kita tahun depan nikah, atau dua tahun lagi, atau malah lima tahun lagi.
Tidak mungkin kita berteriak dan mendesak Tuhan agar segera mendatangkan jodoh. Cukup kita sampaikan jeritan hati lewat bingkai doa yang tulus.
Lama atau tidaknya jodoh itu datang tidaklah perlu kita tunggu. Jika kita menunggu, waktu rasanya lama sekali berlalu.