Panik seringkali membuat seseorang gagal fokus, terlebih lagi jika soal bencana. Bagaimana tidak, bencana datangnya  kadang tidak bisa tertebak. Bekal simulasi dan rencana yang  telah diberikan kepada kita kadang luput dari akal sehat, karena sudah jadi bak orang "pesakitan" karena panik.
Meskipun banyak prediksi secara ilmiah, tapi jika Tuhan tidak menghendaki terjadi bencana, maka tidak akan terjadi. Sejatinya, bencana adalah ujian bagi kita sebagai khalifah di muka bumi ini. Maka dari itu kita harus siap, dalam kondisi apapun. Tentu saja kita harus punya bekal ilmu pengetahuan, agar tidak panik dan bisa memilih opsi terbaik untuk "mengamankan diri" dari bencana.
Seperti contohnya, gempa. Gempa adalah bencana alamiah yang tidak bisa kita tebak kapan terjadinya. Meskipun sampai sekarang ahli gempa dan geologi terus bekerja, gempa tetap tidak bisa di prediksi. Meski demikian, secara alamiah alam pula memberi kode spesial. Terutama dari sikap hewan yang bisa kita amati kejanggalannya.
Dari wikihow.com, kita dapat melihat kejanggalan perilaku hewan seperti berikut ini:
- Ayam mungkin berhenti bertelur sebelum gempa
- Lele merespons dengan keras perubahan medan listrik, yang mungkin terjadi sebelum gempa bumi.
- Anjing, kucing, dan hewan lain dapat merasakan gempa beberapa detik sebelum dapat dideteksi oleh manusia. Jika hewan peliharaan Anda mulai bertindak gugup dan tak menentu, menjadi takut tidak ada apa-apa dan berlari untuk bersembunyi, atau jika anjing Anda yang biasanya tenang mulai menggigit dan menggonggong. Anjing juga akan melolong banyak dan keras jika ada gempa.
Berbeda dengan gempa, tsunami lebih bisa ditebak kapan kejadiannya, meskipun tidak selalu tepat. Kita bisa menerka akan terjadinya tsunami dari tanda-tanda berikut ini:
- Guncangan tanah yang parah akibat gempa bumi lokal dapat menyebabkan tsunami
- Ketika tsunami mendekati garis pantai, air mungkin surut dari pantai, memperlihatkan dasar lautan, terumbu karang dan ikan.
- Aktivitas laut yang tidak normal, dinding air, dan tsunami yang mendekat membuat suara "menderu" yang mirip dengan kereta api atau pesawat jet. (www.americangeosciences.org)
Untuk mengatasi panik akan situasi bencana gempa dan tsunami, kita butuh bekal "keamanan" keluarga, antara lain:
Taruh Kunci Rumah di Tempat yang Mudah Ditemukan
Jika bencana gempa tiba-tiba terjadi, dan kita masih di dalam rumah, maka tidak jarang kepanikan itu datang. Dan disaat itu, jangan sampai kita sibuk mencari kunci rumah untuk membuka pintu dan keluar rumah. Untuk itu, sangat perlu menyimpan kunci rumah di tempat yang mudah di ingat dan ditemukan.
Selain itu, kunci rumah juga harus diketahui oleh semua orang yang ada dirumah, baik istri, suami, anak-anak, kakek-nenek, hingga pembantu sekalipun. Karena saat terjadi bencana, belum tentu kita sedang ada dirumah. Maka dari itu, semua orang dirumah harus tahu dimana letak kunci rumah.
Bekali Keluarga dengan Ilmu Siaga Bencana