Dari sini, terlihat betapa pentingnya bekal adab pada diri seseorang. Dan adab sesungguhnya bukanlah hal yang dilahirkan dengan mudah. Bukanlah hal yang bisa sekedar di fotocopy atau di scan agar mirip.
Adab dimulai dari pembiasaan. Dan pembiasaan ini mesti di iringi dengan aturan norma-norma kuat dan prinsipil yang diterapkan baik oleh orang tua, sekolah, hingga masyarakat. Jika sudah mulai "dewasa", pengajaran adab akan cenderung lebih "sensitif" karena unsur ketersinggungan dan "naik darah" seseorang  meningkat. Kalau itu berlaku, maka hanya hidayah dan doa yang bisa mengubahnya.
Berbeda dengan literasi. Dengan sekali dua kali berliterasi, seseorang sudah bisa paham dan bahkan bisa mengaplikasikan hasil literasi tersebut. Dan tidak menutup kemungkinan, mereka dengan daya inovatif dan kreatifitas yang tinggi malah bisa menghasilkan ilmu baru.Â
Tapi, lagi-lagi untuk apa semua itu jika tidak beradab. Siapapun juga tidak akan suka. Sungguh, adab itu derajatnya lebih tinggi dari ilmu. Semoga dimasa milenial ini, banyak lahir kaum berilmu yang menjunjung tinggi adab.
Salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H