Apakah kalian begitu bahagia jika tulisan kita di akui, di hargai? Tentu saja, hal ini tidak bisa di pungkiri. Termasuk penulis artikel pemula kompasiana seperti saya. Bagi saya, tulisan yang kita buat, di lihat oleh orang lain saja sudah senang, apalagi di baca. Tentu kalian juga kan? Ketika orang lain melihat tulisan kita, secara sadar kita merasa sudah dihargai. Padahal jika mau tahu, belum tentu orang yang melihat itu akan membaca tulisan kita dan mengerti isinya.
Penghargaan atas tulisan tidak selalu Baik
Bagaimana perasaan kalian, jika kita menulis dengan sungguh-sungguh, tapi kemudian mendapat komentar/respon negatif dari pembaca? Sakit kah?
Bisa iya, bisa tidak. Karena tipe orang  itu ada yang 'baperan', ada yang 'antipati' atas komentar. Padahal, sebenarnya itu adalah salah satu bentuk penghargaan dari tulisan yang kita buat. Jika komentarnya kurang baik, misalnya "artikel anda ngasal" atau sejenisnya, maka jangan lemahkan diri kita, jadikan komentar ini acuan untuk lebih baik dalam menulis.
Tidak dapat dipungkiri, Semua Manusia Ingin di Akui
Meskipun beberapa orang bersikap masa bodoh dengan komentar yang kurang enak, dan terus berkarya, tapi tidak dapat di pungkiri bahwa semua orang ingin di akui. Pernyataan ini memang sudah terbukti dan sejalan dengan teori Motivasi Abraham H. Maslow, yang menyatakan bahwa setiap orang memiliki kebutuhan "esteem" dimana mereka mempunyai harga diri, memerlukan pengakuan atas keberadaan dan statusnya oleh orang lain. (Sondang P. Siagian:2012:155)
Tentu kita senang, jika tulisan kita mendapat predikat pilihan, artikel utama, apalagi menjadi headline. Seakan-akan kebutuhan esteem sudah kita dapatkan.
Banggalah, Luruskan Niat Menulis
Ini memotivasi diri saya sendiri. Banggalah dengan tulisan kita, karena kita sudah mencoba dan berusaha. Lihatlah di sekeliling kita, bagaimana seseorang menjadi diakui? Ya, mereka rata-rata mendapat pengakuan karena ada bukti. Misalnya, penulis hebat. Mereka diakui karena sudah punya karya buku sendiri, dan tidak berhenti menulis. Misalnya lagi, Pekerja Bangunan. Bagaimana pekerja bangunan menjadi di akui? Ya, ketika mereka telah menghasilkan bangunan yang indah, megah, kokoh, dan sesuai harapan.
Jadi, seperti inilah kita seharusnya. Kita luruskan niat menulis, yaitu untuk berbagi ilmu, berbagi pengalaman, berbagi sesuatu yang baik, sesuatu yang baru, sesuatu yang aktual, sesuatu yang imajinatif, kreatif, inovatif, serta berdedikasi. Jika kita istiqomah dalam hal ini, maka penghargaan akan menghampiri kita nantinya. Rasanya, setiap orang lebih senang, dan mungkin terharu jika dirinya bermanfaat bagi orang lain, mendapat kepercayaan, dan dipakai oleh orang lain. Ya, itulah  bentuk dari aktualiasi diri.