Mohon tunggu...
Ahmad Fauzi
Ahmad Fauzi Mohon Tunggu... -

mencari, belajar, dan berbagi nilai-nilai positif

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Beriman di Jalan Raya

10 Oktober 2014   13:13 Diperbarui: 17 Juni 2015   21:38 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Transportasi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Wirestock

Seseorang yang beriman kepada takdir dapat terlihat dalam kehidupan sehari-hari. bila kita hubungkan dengan konsep ruang dan waktu (sejarah dan peristiwa). bahwa ruang dan waktu sudah ditentukan oleh Allah SWT. misalnya dalam berkendara. seorang yang beriman kpada takdir harusnya memiliki keyakinan yang kuat bahwa waktu yang ia miliki tidak bertambah dan tidak berkurang, dalam al Quran itu disebut ajal "apabila datang ajalmu ia tidak dapat diakhirkan walau hanya sesaat dan juga tidak daat dimajukan".

Jadi seorang yang beriman harusnya bisa ramah dan tertib dalam berkendara di jalan raya. mematuhi peraturan lalu lintas dan ramah kepada sesama pengguna jalan dan pejalan kaki.

Pengalaman saya di jalan raya banyak orang yang kebut-kebutan di jalan raya, tidak saling berbagi dengan pengguna jalan raya lainnya, dan sikap tidak ramah lainnya. tentunya ini sangat memprihatinkan. karna kalau kita mengerti tentang konsep ruang dan waktu, sebenarnya kita tidak pernah bisa menawar ruang dan waktu.Kalau jarak antara rumah dan kantor dapat ditempuh dalam waktu satu jam dengan memperkirakan kemacetan di jalan, harusnya kita bisa mengantisipasi dengan memperkirakan menjadi satu jam 20 menit.

Hal ini sangat penting agar kita tidak tergesa-gesa, tidak melanggar lalu lintas dan tidak melanggar hak orang lain. ketika anda melanggar hak orang anda pikir anda bisa mempersingkat waktu. itu adalah pendapatyang salah. mungkin hari itu anda memang sampai tepat waktu (dalam satuan peristiwa). tetapi secara akumulasi peristiwa waktu kita tetap berkurang. Allah akan mengurangi waktu tempuh kita dalam rangkaian peristiwa secara keseluruhan yaitu bisa dengan kecelakaan yang kita alami, ban bocor, ditilang polisi, kemacetan parah yang tidak terduga, dll. itu adalah cara Allah mengatur takdir dalam hidup kita dengan contoh di jalan raya.

Begitupun sebaliknya, ketika kita berbuat baik di jalan raya yang kita pikir akan menyita waktu misalnya mempersilakan mobil atau pejalan kaki yang mau menyebrang terlebih dahulu, menolong orang yang kecelakaan, tidak melawan arus, dan lainnya. Sesungguhnya kita tidak sedang menyia-nyiakan waktu. karena waktu kita sudah dijamin oleh Allah. oleh karena itu jangan kita khawatir akan kehilangan waktu atau kehabisan waktu. Cara Tuhan untuk menjamin waktu yang telah kita korbankan adalah keberuntungan-keberuntungan yang kita dapatkan di jalan raya. misalnya kita terhindar dari kecelakaan, tidak kehujanan, tidak kena macet parah, motor tidak rusak di jalan. itu adalahcara Tuhan mengatur takdir kita.

Jadi, kalo kita mengatakan Indonesia adalah negara atau bangsa yang beragama, maka lihatlah apakah mereka juga adalah orang yang beriman kepada Tuhannya kita dapat lihat di jalan raya. Sekolah kita akan sumpek dengan kurikulum kalo setiap masalah keseharian kita timpakan kepada pendidikan agar mencantumkan kurikulum baru. Cuma pemikiran pendidikan harus melampaui pesan moral dari sebuah gagasan yang muncul dari setiap buku pelajaran yang dipelajari di sekolah

mari kita wujudkan Indonesia yang beradab.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun