Mohon tunggu...
Muhammad fauzan
Muhammad fauzan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Menulis sebuah artikel

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Perubahan Bahan pada Obat Batuk Sirop Meyebabkan Pemberhentian Edaran Obat Batuk Sirup untuk Anak

14 November 2022   21:12 Diperbarui: 14 November 2022   21:18 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Masalah gagal ginjal akut pada anak -- anak ini adalah hal yang baru terjadi di Indonesia, pemerintah langsung sigap melakukan pemberhentian edaran obat batuk sirup, tetapi pemberhentian obat batuk sirup ini sebenarnya hanya dilakukan sementara waktu, selama pihak BPOM menginvestigasi penyebab dari Bahan obat batuk sirup yang menyebabkan gagal ginjal akut pada anak -- anak dibawah 5 tahun

Karena tingginya insiden gagal ginjal akut, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menghentikan distribusi obat batuk dan demam berbasis sirup anak. Hingga Jumat (21 Oktober 2022), telah terjadi 241 kasus gagal ginjal akut pada anak, 133 di antaranya dinyatakan meninggal dunia.

Lantas bahan apa yang meyebabkan pemberhentian edaran obat batuk sirup dan gagal ginjal pada anak 

Perlunya studi epidemiologi dan pelaporan kasus kerusakan ginjal akut progresif atipikal pada anak-anak dicakup oleh nomor edaran SR.01.05/III/3461/2022. Arahan untuk menghentikan sementara penggunaan obat dalam bentuk sirup atau obat cair diverifikasi oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Penghentian semua obat cair, bukan hanya yang mengandung parasetamol saja.

Kemudian, dalam surat edaran tersebut, Syahril menyatakan bahwa obat selain cair dan sirup dapat digunakan karena bahan yang digunakan untuk membuat sirup itulah yang menyebabkan penyakit ginjal akut, seperti yang terjadi di Gambia di Afrika Barat. Seperti diketahui, empat jenis sirup obat batuk dan pilek yang mungkin mengandung Ethylene Glycol (EG) dan Diethylene Glycol (DEG) diduga menjadi penyebab kasus gagal ginjal akut di Gambia.

Pelarut seperti etilena glikol dan dietilena glikol sering digunakan dalam industri, bukan oleh manusia. Anak-anak yang mengkonsumsi efek sampingnya akan pusing, muntah, dan skenario terburuknya adalah gangguan ginjal, menurut Pertiwi yang dikutip laman UMM. Promethazine Oral Solution, Kofexmalin Baby Cough Syrup, Makoff Baby Cough Syrup, dan Magrip N Cold Syrup adalah empat obat tersebut. Keempat barang tersebut dibuat oleh perusahaan India Maiden Pharmaceuticals Limited.

Maka dapat diartikan bahwa ada permasalahan yang cukup serius disini karna obat batuk pilek yang di produksi oleh india ini bermasalah karna bahan pelarut yang mereka gunakan adalah bahan yang seharusnya tidak digunakan pada manusia, dan obat yang menggunakan pelarut itu diberikan kepada anak -- anak yang dibawah umur.

Menanggulagi penyakit gagal ginjal pada anak pemerintah memberikan saran agar orang tua agar memberikan obat tablet kepada anak, untuk sementara waktu sampai keluar obat sirup apa saja yang boleh di konsumsi.

Apabila hal ini kita lihat dari sini prinsip produksi islam tentu sangat menyalahi aturan, karna pada prinsip produksi dalam islam Berproduksi dalam lingkaran halal, Memperhatikan setiap tahapan/proses dalam produksi agar tidak tercampur hal-hal yang haram, baik itu bahan baku, peralatan, perlengkapan, maupun tata cara berproduksinya, Mencegah terjadinya kerusakan di bumi, Produksi dimaksudkan untuk memenuhi tujuan syariat (maqasid syariah), Tidak memproduksi barang atau jasa yang menimbulkan bahaya/mudharat kemudian mengancam terjaganya tujuan syariat

Maka langkah pemerintah dalam pemberhentian peredaran obat sirup ini sudahlah benar, karna apabila pemerintah membiarkan saya hal ini terus berlajut maka akan banyak kasus gagal ginjal pada anak diluar sana. Dan apa bila pemerintah tidak melakukan pemberhentian edaran obat sirup ini akan sangat bertenangan pada prinsip produksi dalam islam.

Maka dengan ini saya menyarankan agar pihak BPOM dan pihak kementrian Kesehatan lebih memperhatikan setiap tahapan baik dari proses produksi maupun bahan yang digunakan agar tidak terjadi hal yang sama untuk kedua kalinya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun