Mohon tunggu...
Jade Z Febulla
Jade Z Febulla Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Jika bertemu dengan saya, jangan lupa disapa. Baik itu waktu di alam maupun di tribun. Jika ada kegiatan sosial, jangan sungkan mengajak. Saya bisa diajak diskusi melalui Line : oyijade1 Ig : @oyijade Terimakasih untuk pertemuan singkatnya..

Selanjutnya

Tutup

Bola

Jangan Lupa dengan Generasi Mendatang (Kemenpora feat PSSI)

13 Agustus 2015   10:30 Diperbarui: 13 Agustus 2015   10:34 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Yuhu, selamat pagi soccer mania. Masih inget dong hak bandingnya Kemenpora? Jangan bilang kamu gak peduli sama sepakbola Indonesia? Yah, sekali-sekali dong ikut campur di Negeri sendiri sebelum ke Negeri orang hehe.

Oh ya, sebelumnya mau ngucapin minal aidzin wal faidzin ya. Jangan lupa kopi hitamnya sob hehe, yang lagi ngantor dan yang lagi sekolah tetep semangat ya. Jangan kebanyakan libur, libur bikin nunda pekerjaan lho.

Balik lagi ketopik awal yuk prihal hak banding yang diberikan PTUN selaku menangnya PSSI. Jadi, pertiakaian ini berawal dari club yang tidak lolos verifikasi. Ada 2 club yang saat itu tidak lolos verifikasi (YOU know lah, itu tidak perlu disebutkan). Pihak BOPI tidak memberikan ijin pertandingan ISL kala itu terhadap PSSI, karena menurtunya PSSI telah menyalahi aturan. Namun pihak PSSI tetap menjalankan pertandingan lanjutan yang dimulai lagi pada tanggal 4 April 2015. Pengunduran ini terjadi selama hampir 2 bulan lamanya yang ditargetkan akan bergulir pada bulan February. Sebenernya permasalahan ini hanya terletak di pribadi masing-masing. Dibilang dendam tidak, namun ada beberapa permasalahan yang harusnya bisa diselsaikan secara baik-baik.

Kita gak pernah tau apa yang sebenarnya terjadi pada sepakbola kita, yang terlintas hanya sorotan kata “MAFIA”. Kalau memang ada MAFIA, yasudah kontrol saja kegiatan PSSI dari awal hingga akhir. Saya sendiri hampir tidak paham kenapa sepakbola kita diliburkan, padahal lebaran sudah lewat hehe. Otomatis finansial terus keluar. 18 tim ISL, 1 team bisa mencapai 20 pemain atau bahkan bisa lebih. Jika dikalikan sudah ketemu angka 360, belum dihitung official yang juga bekerja didalam tim, pelatih, belum lagi divisi dibawahnya yang masih dalam naungan PSSI. Pengangguran? Jelas menambah jumlah pengangguran di Negeri nan elok ini. Bukannya saya sok perhitungan atau ingin memplonco kedua belah pihak, atau pihak-pihak yang terkait. Tapi saya hanya SUPPORTER BIASA yang terbiasa dengan hiruk pikuk pertandingan. Saya merasa sepi tidak ada hiburan yang pantas untuk dinikmati, banyak sekali memang hiburan yang available. Tapi menurut saya, sepakbola adalah hiburan seluruh kalangan masyarakat baik bawah, menengah maupun atas.

Berbagai upaya tentunya sudah dilakukan oleh para pendukung tim kesayangan, mulai dari aksi turun kejalan untuk menyampaikan aspirasi hingga pembuatan petisi online yang dilakukan oleh salah satu supporter berna Ferry Is Mirza asal Sidoarjo ini. Info ini saya dapat disalah satu website yang berjudul “Kemenpora Vs PSSI masih berlanjut (Ali Mansur)”. Sama, kami semua sama dengan apa yang mas Mirza pikirkan. “saya hanya supporter dan penikmat sepak bola Indonesia yang hanya ingin melihat hiburan itu dikembalikan seperti semula dan pada tempatnya. Karena, dengan sepakbola, kami bisa terhibur” jelasnya. Beberapa hari lalu para supporter Persija juga telah menjalan aksi turun kejalan, meminta Kemenpora untuk mencabut SK pembekuan PSSI dan menerima hasil keputusan PTUN yang dimenangkan PSSI. Akan tetapi hasilnya blunder (belum ada hasil positif)

Sebentar lagi mengingat 17 Agustus, hari kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Hiburan belum saja ada jawaban. Keputusanpun belum ada yang dapat dijadikan acuan. Ditengah itu masih banyak sekali pemain yang mengalami penunggakan gaji. Salah satu diantaranya ialah PERSIJA. Saya belum tau alasan pasti, hanya saja saya merasa prihatin. Saya belum bisa memberikan apa-apa, hanya tulisan ini (sebagai bentuk ungkapan kecil saya). Dibekukannya PSSI tentu membuat pemain kaget. Apalagi melihat lamanya pembekuan hingga 3 bulan lebih. Menurut saya sudah cukup pemain diombang-ambing harapan palsu. Piala presiden merupakan pertandingan yang patut diberikan kesan positif. “Pertandingan ini bisa menjaga kondisi pemain sekaligus membantu pemain dalam memenuhi kebutuhan hidupnya” jelas Bung Ferry saat ditanya tanggapan terkait akan digelar pertandingan tersebut.

Perbincangan ini saya awali untuk memastikan bagaimana tanggapan seorang pemain lama yang pernah ikut merasakan jatuh bangunnya sepakbola Indonesia. Beliau memprediksi bahwasannya Liga akan dimulai tahun depan mengingat beberapa faktor  kesiapan tiap klub. Banyak yang merasa kesulitan dikarenakan gaji yang belum turun, sehingga banyak pemain yang enggan untuk berkomentar. Bahkan ada beberapa pemain yang memilih untuk hengkang dari tim. Faktor tersebut merupakan faktor yang paling penting. Karena ketergantungan pemain sangat besar. Kemampuan mereka adalah menendang bola, kalopun mereka bisa mencari pekerjaan diluar itu berarti itu rejeki yang patut disyukuri. Prediksi memang belum tentu benar, prediksi hanya memperkirakan waktu efektif yang paling baik.

Pertanyaan saya, “Mau sampai kapan hiburan ini dibekukan? Lalu apa antisipasi yang tepat untuk sepakbola Indonesia? Jika terus dibekukan, siapa yang berani menanggung finansial para pemain, pelatih beserta official didalamnya?”

Saya tidak semerta menghakimi salah satu pihak saja, akan tetapi saya ingin Bapak-bapak disana bisa berlaku adil, setidaknya beri jawaban pasti untuk sepakbola Indonesia. Jangan dibiarkan seperti ini pak, kami masih punya generasi yang akan membangun cabang OLAHRAGA. Apa iya? Mau diam membisu sampe suara jangkrik saja terdengar?

SALAM OLAHRAGA, Merdeka!!!

Malang, 13 Agustus 2015

 

@oyijade

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun