Mohon tunggu...
oyib sulaeman
oyib sulaeman Mohon Tunggu... Dosen - Dosen IAILM Suryalaya Tasikmalaya

Pemerhati pendidikan dan kesehatan mental. Hoby traveling, baca buku dan pecinta alam.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Kurikulum Merdeka: Tranformasi Pembelajaran yang Berpusat pada Siswa

5 Oktober 2024   20:13 Diperbarui: 10 Oktober 2024   20:05 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Kurikulum Merdeka : Bing

Kurikulum Merdeka hadir sebagai sebuah revolusi dalam dunia pendidikan Indonesia. Konsep pembelajaran yang lebih fleksibel dan berpusat pada siswa menjadi jantung dari kurikulum ini. Salah satu kunci keberhasilan implementasi Kurikulum Merdeka terletak pada kemampuan guru dalam merancang rencana pembelajaran yang inovatif dan relevan.

Pengembangan rencana pembelajaran berbasis Kurikulum Merdeka menuntut guru untuk berpikir lebih kreatif dan kritis. Guru tidak lagi terpaku pada buku teks, melainkan harus mampu merancang kegiatan pembelajaran yang menarik dan menantang bagi siswa. Dengan memberikan kebebasan yang lebih besar kepada guru, Kurikulum Merdeka mendorong terciptanya pembelajaran yang berpusat pada siswa, di mana siswa aktif terlibat dalam proses belajar dan menemukan makna dalam materi yang dipelajari.

Salah satu aspek penting dalam merancang rencana pembelajaran adalah analisis capaian pembelajaran. Guru perlu mengidentifikasi kompetensi dasar yang ingin dicapai siswa dan merancang kegiatan pembelajaran yang dapat membantu siswa mencapai kompetensi tersebut. Kegiatan pembelajaran yang bervariasi, seperti diskusi, proyek, dan pembelajaran berbasis masalah, dapat merangsang pemikiran kritis dan kreativitas siswa. Selain itu, penggunaan berbagai sumber belajar, baik cetak maupun digital, juga dapat memperkaya pengalaman belajar siswa.

Asesmen merupakan bagian tak terpisahkan dari proses pembelajaran. Dalam Kurikulum Merdeka, asesmen tidak hanya dilakukan di akhir pembelajaran, tetapi juga dilakukan secara berkelanjutan untuk memantau perkembangan belajar siswa. Guru dapat menggunakan berbagai bentuk asesmen, seperti tes tertulis, proyek, presentasi, dan portofolio. Asesmen yang baik dapat memberikan umpan balik yang konstruktif bagi siswa dan guru, sehingga proses pembelajaran dapat terus ditingkatkan.

Dalam merancang rencana pembelajaran, guru juga perlu memperhatikan prinsip-prinsip pembelajaran yang efektif, seperti pembelajaran yang bermakna, relevan, dan kontekstual. Dengan menghubungkan materi pembelajaran dengan kehidupan nyata siswa, guru dapat membantu siswa memahami konsep yang sulit dan meningkatkan motivasi belajar mereka. Selain itu, guru juga perlu memperhatikan perbedaan individual siswa dan merancang pembelajaran yang berdiferensiasi untuk memenuhi kebutuhan belajar masing-masing siswa.

Kesimpulan

Kurikulum Merdeka menawarkan peluang besar bagi guru untuk menciptakan pembelajaran yang lebih berkualitas dan bermakna. Dengan memahami prinsip-prinsip Kurikulum Merdeka dan merancang rencana pembelajaran yang inovatif, guru dapat membantu siswa mengembangkan potensi mereka secara optimal. Namun, keberhasilan implementasi Kurikulum Merdeka juga membutuhkan dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, sekolah, dan masyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun