Produksi pangan olahan yang berkualitas menjadi salah satu kunci untuk meningkatkan ekonomi masyarakat, terutama di desa-desa yang memiliki potensi produk lokal yang melimpah. Salah satunya adalah olahan kripik singkong yang sudah terkenal di berbagai daerah, termasuk Desa Kedungsono, Kecamatan Bulu, Kabupaten Sukoharjo. Meskipun singkong merupakan tanaman yang banyak dibudidayakan di desa ini, banyak pengrajin yang belum sepenuhnya menerapkan standar manajemen mutu yang baik dalam memproduksi kripik singkong.
"Singkong di sini melimpah, dan kami sudah lama membuat kripik singkong. Namun, masih ada beberapa kendala dalam menjaga kualitas produk, baik dari segi rasa, kemasan, maupun daya tahan produk," ujar Bu Umi, Ketua Kelompok Wanita Tani Desa Kedungsono.
Untuk meningkatkan kualitas olahan kripik singkong, Tim Hibah Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Desa Kedungsono yang beranggotakan 6 mahasiswa dari Program Studi Agribisnis Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo mengadakan sosialisasi dan pelatihan manajemen mutu olahan kripik singkong pada Rabu (25/9/2024). Kegiatan ini dihadiri oleh 30 anggota Kelompok Wanita Tani Desa Kedungsono yang sangat antusias untuk mendapatkan pengetahuan baru guna meningkatkan kualitas produk mereka.
Acara yang digelar di balai desa ini menghadirkan narasumber Mahardika Aria Kusuma S.TP, alumni Prodi Teknologi Pangan Fakultas Pertanian UNS. Dalam pemaparannya, Mahardika menjelaskan bahwa manajemen mutu olahan pangan, seperti kripik singkong, sangat penting untuk menjaga kualitas produk dari segi rasa, keamanan pangan, hingga daya tahan produk. "Dengan mengaplikasikan manajemen mutu yang baik, kripik singkong yang dihasilkan tidak hanya memiliki rasa yang lezat dan aman dikonsumsi, tetapi juga memiliki daya jual yang lebih tinggi," ujarnya.
Beberapa topik yang dibahas dalam pelatihan ini antara lain adalah teknik pemotongan singkong yang tepat, cara penggorengan yang ideal untuk menghasilkan kripik yang renyah, serta pentingnya pengemasan yang rapi dan higienis untuk memperpanjang daya tahan produk. Selain itu, peserta juga diajarkan bagaimana cara menjaga kualitas kripik singkong agar tetap aman dikonsumsi dengan menggunakan bahan baku yang terjamin kebersihannya, serta cara menyimpan produk olahan agar tidak cepat rusak. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan daya saing kripik singkong dari Desa Kedungsono di pasar lokal maupun lebih luas lagi.
Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi langkah awal untuk meningkatkan kualitas olahan kripik singkong dan memperkuat ketahanan pangan di Desa Kedungsono. Dengan menerapkan manajemen mutu yang baik, produsen kripik singkong diharapkan bisa meningkatkan hasil produksinya, memperoleh keuntungan lebih, serta menciptakan produk yang lebih bernilai tinggi dan diterima dengan baik oleh konsumen.
"Dengan adanya pelatihan ini, kami berharap dapat meningkatkan kualitas produk kripik singkong kami, tidak hanya dari rasa, tetapi juga dari segi pengemasan dan ketahanan produk. Ini penting agar kripik singkong Kedungsono dapat dikenal lebih luas dan memberikan manfaat ekonomi bagi kami," tambah Bu Umi, Ketua Kelompok Wanita Tani Desa Kedungsono.
Dengan adanya sosialisasi dan pelatihan ini, diharapkan Desa Kedungsono dapat menjadi contoh bagi desa lainnya dalam meningkatkan kualitas produk olahan pangan lokal dan menerapkan manajemen mutu yang baik, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa melalui produk unggulannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H