Mohon tunggu...
Onno W. Purbo
Onno W. Purbo Mohon Tunggu... Penulis -

Rakyat Indonesia biasa. Common Indonesian.

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Artikel Utama

Text Mining: Persepsi Twitter terhadap Panelis Pilkada DKI

7 Februari 2017   05:09 Diperbarui: 7 Februari 2017   09:43 2426
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tulisan ini adalah lanjutan dari tulisan sebelumnya "Text Mining: Persepsi Media Online terhadap Panelis Pilkada DKI" di mana tulisan sebelumnya, menganalisis hasil Googling dengan keyword: Agus dan Sylvi, Ahok, dan Anies. 

Maka di sini yang dianalisis adalah hasil search twitter selama dua hari dengan keyword yang sama. Jujur, ternyata twitter jauh lebih sulit daripada menganalisis media online, karena terutama twitter sering kali menggunakan bahasa singkatan seperti SMS, banyak menggunakan hastag, sering direfer pada URL lain yang dipendekan, sehingga sangat sulit untuk mencari akar kata dari apa yang ditwit. 

Akar kata di sini, misalnya, mencoblos maka akar katanya adalah coblos. Sedangkan di twitter, para netizen dapat seenaknya menggunakan kata misalnya mencobls, cbls, sdh, yg, dll banyak dan ini memusingkan program python yang dibuat, saya harus mencoba secara agak manual memilah-milah.

Dengan banyak sekali keterbatasan yang ada berikut adalah hasilnya.

Persepsi Tweet Terhadap Ahok
Persepsi Tweet Terhadap Ahok
Di atas adalam hasil analisis twitter dengan keyword "ahok", maka ahok yang keluar sangat dominan sekali, dan semua kata lain sangat merujuk ke satu kata yaitu ahok. Saya sedang berusaha untuk melakukan sentimen analisis, menghitung berapa jumlah twit yang positif dan negatif. Referensi yang ada di NLTK (Natural Language Tool Kit) untuk menganalisa sentomen hanya untuk bahasa inggris, waktu di coba maka semua twit yang bersentimen netral. Saya harus menterjemahkan diri referensi sentimen ini ke bahasa indonesia agar bisa menganalisa sentimen yang ada.

Persepsi Tweet Terhadap Agus Sylvi
Persepsi Tweet Terhadap Agus Sylvi
Gambar di atas adalah hasil analisis twitter dengan keyword Agus AND sylvi, terlihat tidak ada kata Agus Sylvi yang dominan, tapi kata ORMA, EMPATNYA. EMPATNYA ini kalau tidak salah merefer ke DPP atau DPD entah dari partai apa. Sisanya tidak terlalu dominan seperti komunita, sbi dll terlihat kata yang dominan semua terpotong karena di twiter banyak orang memotong kata seenaknya.

Persepsi Tweet Terhadap Anies
Persepsi Tweet Terhadap Anies
Twitter anies tampaknya lebih manusiawi dari twitter yang yang lain, cuma kata yang dominan justru AHOK. Entah kenapa, mungkin banyak berusaha menyampaikan sesuatu tentang ahok. Di samping itu yang dominan adalah pecahhh dengan banyak hhh, entah kenapa pecah. Kata lain yang juga tidak kalah dominan ada cukup banyak. Ada oligarki, anugrahkan, sholatnya dll.

Beda utama antara twitter dan media online terutama adalah, twitter lebih merepresentasikan apa yang terjadi di masyarakat sambil dimanipulasi oleh bot yang dioperasikan oleh para kandidat. Maklum ada kandidat yang banyak menjalankan bot sehingga agak mengubah hasil perhitungannya. Sementara di media online, merupakan berita yang lebih terkontrol yang ditulis oleh para jurnalis di bawah pengawasan redaksinya.

Semoga bermanfaat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun