Saat itu telefon selalu berdering
Bagai minum obat sehari tiga kali kau menjagaku
Pujian-pujian indah beterbangan di setiap sudut kamarku
Berputar meski berselang jarak
Ah...dusta wajah yang mana yang kau pasang untuku
Setiap saat begitu manis  berlarian menghias langit
Aku hanya mau jalan- jalan lempang selalu  menujumu
Mengembalikan fikiranmu pada  putihnya  fitrah
Mungkin aku cemburu pada bunga dan pelangi di sekitarmu, tapi bukan ini adalah rasa cinta yang terdalam yang selama ini kau ajarkan
Aku ingin jadi embun kala resahmu
Aku ingin jadi apa saja, yang membuatmu mengerti berulang- ulang
Bahwa waktu dadamu bergejolak aku mampu membuatmu tenang, meneduhkan segala gelombang yang datang
Bangunlah ! sepertiga malam telah berdentang, waktu kita menanam benih kerinduan.
Cimahi, 10 Februari 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H