Mungkin hanya hujan yang tahu, bahwa kau selalu menjadi pelangi setelahnya
Hujan telah mengerti seberapa banyak rahmat diturunkan. Dan berapa banyak kegelisahan teredam
Lalu kaupun tahu, mengapa laut berombak. Meluapkan sunyi dan kerinduan. Menepikan waktu
Kau melukisnya di langit.
Memadamkan semua sengatannya kenudian kita menampungnya, di dalam relung hati.Â
Cimahi, 13 April 2019
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!