Mohon tunggu...
Tanty Agustianty H
Tanty Agustianty H Mohon Tunggu... Guru - Guru

Selaras kening di tanah, kepingan doa menembus penguasa langit dan bumi

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Saat Cuaca Membisu

27 September 2018   20:37 Diperbarui: 28 September 2018   18:09 313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Pahamkah aku saat tak ada suara dari angin, lirih malam hanya dalam kenang.  Ternyata aku salah,  bahkan diam hanya melahirkan gundah dan aku rasa tak paham

Saat matahari lenyap. Pekat terasa menikam kuat. Padahal detik terus berdetak. Mimpipun porak.  Runtuhanya kususun lagi. Tak boleh terserak.  

Engkaulah yang mengenalku bukan? Sengaja menggerus waktu.  Seperti malam menunggu dini,  seperti pagi menunggu embun dalam nadi. 

Saat cuaca membisu. Dan bila hanya semayam dalam tanya di manakah letak jawaban sesungguhnya. 

Cimahi,  27 September 2018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun