Pahamkah aku saat tak ada suara dari angin, lirih malam hanya dalam kenang. Â Ternyata aku salah, Â bahkan diam hanya melahirkan gundah dan aku rasa tak paham
Saat matahari lenyap. Pekat terasa menikam kuat. Padahal detik terus berdetak. Mimpipun porak. Â Runtuhanya kususun lagi. Tak boleh terserak. Â
Engkaulah yang mengenalku bukan? Sengaja menggerus waktu. Â Seperti malam menunggu dini, Â seperti pagi menunggu embun dalam nadi.Â
Saat cuaca membisu. Dan bila hanya semayam dalam tanya di manakah letak jawaban sesungguhnya.Â
Cimahi, Â 27 September 2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H