Pertanyaan selalu datang bertubi-tubi, sedangkan jawaban berlari bersama angin pagi. Hendak kemanakah kirannya bebulir embun. Bergegas meninggalkan wajah dedaunÂ
Engkaulah yang memapahku, berjalan di antara kebisingan, menikmati kegaduhan dan senyap secara bersamaan.
Lihatlah di sana rumah rumah tak ada lagi, menghanguskan tawa anak anak di antara puing. Matanya menyimpan pertanyaan mengapa bumi bergerak
Di mana letak boneka, tertindih debu guncangan, poranda bersama asa yang direnggut tiba tiba. Tanya bertumbuk di benak anak-anak
Di dada siapakah menelusupkan kepala Tangan siapa yang mengusapkan air mata, senyumpun kering, kearah mana menarik garis bibir.
Â
Cimahi, 26 Agustus 2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H