Mohon tunggu...
Tanty Agustianty H
Tanty Agustianty H Mohon Tunggu... Guru - Guru

Selaras kening di tanah, kepingan doa menembus penguasa langit dan bumi

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Aku dan Langit

13 Agustus 2018   18:33 Diperbarui: 13 Agustus 2018   18:45 246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku tengadah memandang langit dan mataku terpejam anganku pergi jauh kesela-sela awan

Aku berharap titik titik tertahan memendungkan harap menjaring asa kunjung penghujan 

Aku terbiasa berlari dalam hujan, langit di kepalaku terus mengatakan, ayolah buka sandalmu rentangkan tangan dan teruslah berputar 

Aku bergumam rupanya langit belumlah waktunya menggaris bumi, pelataran masihlah kering meski langit kelabu, belum saatnya hari menjadi basah

Aku dan langit sama sama memasang waktu. Memandangi rumput rumput telah menguning. Sementara mahoni tinggalah ranting

Aku tengadahkan lagi kepalaku ke langit, semua doa bertuju pada penguasa-Nya

Penguasaku dan langit itu

Cimahi,13 Agustus 2018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun