Mohon tunggu...
Yulius Roma Patandean
Yulius Roma Patandean Mohon Tunggu... Guru - English Teacher (I am proud to be an educator)

Guru dan Penulis Buku dari kampung di perbatasan Kabupaten Tana Toraja-Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan. Menyukai informasi seputar olahraga, perjalanan, pertanian, kuliner, budaya dan teknologi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Nilai di Balik Tradisi Mangkaro Kalo' Warga Makkodo, Kecamatan Simbuang

19 Januari 2025   20:12 Diperbarui: 21 Januari 2025   18:40 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seekor ayam disembelih di dalam parit sebagai bagian dari tradisi mangkaro kalo' di Lembang Makkodo. (Sumber: Dok. Sukardi Kombongkila')

Kabupaten Tana Toraja dengan suku Torajanya memiliki kekayaan budaya yang tak lekang oleh perkembangan zaman. Di balik gencarnya pertumbuhan dunia teknologi informasi, digital dan kehidupan modern, warga Toraja masih kokoh menjaga tradisi dan kearifan lokalnya.

Inilah kebanggaan saya sebagai warga Toraja. Setiap kampung, desa atau lembang memiliki keunikan dari setiap tradisinya. 

Kali ini saya mendapatkan pengalaman unik dari satu kegiatan warga di Lembang Makkodo, Kecamatan Simbuang. Desa pertama yang ditemui ketika masuk Kecamatan Simbuang jika mengambil rute dari ibu kota Kabupaten Tana Toraja ini masih melestarikan satu tradisi pertanian mereka. 

Kegiatan membersihkan parit di Lembang Makkodo, Kecamatan Simbuang. (Sumber: Dok. Sukardi Kombongkila')
Kegiatan membersihkan parit di Lembang Makkodo, Kecamatan Simbuang. (Sumber: Dok. Sukardi Kombongkila')

Mangkaro Kalo' adalah tradisi turun-temurun yang dilestarikan oleh warga Lembang Makkodo. Ini adalah sebuah kegiatan yang rutin dilakukan sebelum memasuki masa pengolahan sawah. 

Meskipun topografi wilayah Lembang Makkodo 85% berupa pegunungan dengan tebing terjal dan penuh hutan pinus, tetapi di beberapa dusun tetap tersedia lahan sawah tradisional. Sawah di sana merupakan sawah tadah hujan dalam model terasering. Rata-rata panen hanya sekali setahun. Maksimal hanya dua kali. Tergantung curah hujan.

Mangkaro berarti membersihkan atau mengangkat segala jenis sampah, lumpur, tanah, bebatuan, dll dari lubang, parit, selokan, aliran air atau sungai. Sementara kalo' artinya parit atau selokan. Jadi, mangkaro kalo' dapat diterjemahkan secara sederhana sebagai kegiatan membersihkan parit. 

Tujuan dari pelaksanaan mangkaro kalo' adalah untuk memastikan aliran air yang menuju ke sawah dalam kondisi baik. Aliran air berupa selokan sepadan dengan aliran irigasi di persawahan dataran rendah.

Warga memasak piong barra' dan piong manuk. (Sumber: Dok. Sukardi Kombongkila')
Warga memasak piong barra' dan piong manuk. (Sumber: Dok. Sukardi Kombongkila')

Kegiatan mangkaro kalo' dilakukan secara serentak oleh warga Makkodo, dipimpin langsung oleh kepala desa atau kepala lembang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun